Latest News

Featured
Featured

Gallery

Technology

Video

Games

Recent Posts

Thursday, April 8, 2021

MULTI-PURPOSE PROTECTION BERNAMA VAKSIN

 

*MULTI-PURPOSE PROTECTION BERNAMA VAKSIN*

Ada teman bertanya, “ Keluarga saya sudah dapat vaksin Covid-19 dua dosis lengkap. Tapi kok tiga hari lalu dia terkena Covid lagi?”. 

Ada juga yang bingung, “ Saya sudah vaksin dua dosis, tetapi kok antibodi saya rendah ya?”. 

Pertanyaan seperti begini berseliweran dimasyarakat. Dan dengan mudah masyarakat dapat membangun opini : vaksin itu useles…, gak berguna !

Mungkin masyarakat belum aware bahwa respon vaksin bisa berbeda dari satu orang ke orang lain. Tergantung banyak faktor; ya usia, komorbiditas, daya tahan tubuh, status gizi dan sebagainya. Karena itu, tidak semua orang akan memperoleh outcomes yang sama meskipun diberi vaksin sama. Bahkan ada orang yang responnya terhadap vaksin sangat lambat (slow responders) atau bahkan tidak ada sama sekali (non-responder). Jadi kalau ada segelintir orang yang tubuhnya kurang respon terhadap vaksin, ya wajarlah. Vaksin kan keampuhannya tidak ada yang 100%. Namun yakinlah, jumlah yang kurang respon begini tidak banyak. Dalam bahasa statistik, ini mungkin masuk kategori outliar.

Terlepas dari rasional diatas, masyarakat juga perlu aware bahwa manfaat vaksin itu sejatinya banyak. 

Vaksin mencegah orang terinfeksi penyakit Covid. Kalaupun beberapa orang terinfeksi, maka infeksi ini tidak menimbulkan keluhan berat. Kalaupun keluhannya berat, kemungkinan masuk rumah sakit dan dirawat di ICU menjadi berkurang. Kalaupun masuk ICU, risikonya meninggal lebih rendah dibanding orang tidak divaksin. Artinya, vaksin ini bekerja pada setiap tahap dalam perjalanan penyakit Covid-19; mulai dari infeksi sampai kematian. Jadi bukan one-purpose tok. 
Vaksin adalah multi-purpose solution; semua tahap disasar.

Kalau enggak yakin, coba simak hasil studi Clalit Research Institute in Tel Aviv dan the Ben Gurion University of the Negev in Be’er Sheva, Israel. 

Dalam studi beberapa bulan, didapatkan bahwa:
 
*- dosis pertama vaksin mengurangi-mengurangi risiko terinfeksi Covid sebesar 46%, risiko mengalami keluhan berat 57%, risiko masuk rumah sakit 74%, risiko dirawat di ICU 62% dan risiko kematian 72%.

-dosis kedua efeknya lebih tinggi lagi. Menurunkan risiko terinfeksi Covid 92%, risiko keluhan berat 94%, risiko masuk rumah sakit 87%, risiko masuk ICU 92% dan risiko kematian melebihi 90%. 

Jelas, bahwa vaksin ini bukan hanya mencegah terinfeksi, tetapi meminimalkan keluhan, derajat, perawatan rumah sakit dan kematian.

Jadi kalau sudah mendapat vaksin dan masih terkena Covid, jangan lantas menuduh vaksin gak bermanfaat.

Pasca vaksinasi, mungkin saja segelintir orang dapat terkena Covid. Tetapi tingkat dan derajat penyakitnya tidak akan berat dan risiko masuk rumah sakit atau ICU rendah. Kalau kita paham hal ini, kita enggak akan mudah suuzhon terhadap vaksin.

Terus, kok ada orang divaksin tapi antibodi nya rendah? Tadi udah disebutkan bahwa respon setiap orang berbeda terhadap vaksin, tergantung usia, status kesehatan dan daya tahan tubuh komorbiditas dan sebagainya.

Jadi jangan membandingkan level antibodi pasca vaksin dengan orang lain. Plus, jangan lupa bahwa respon imun itu bevariasi dan bukan hanya berupa pembentukan neutralizing antibodi yang biasa di cek pada laboratorium. 

Respon imun mencakup juga pengaktifan makrofag, dendritic cell, non-neutralizing antibody, protective T cell dan berbagai komponen lain. Sayangnya, komponen-komponen ini tidak umum dicek pada laboratorium biasa. Artinya, kalaupun level antibodi rendah, boleh jadi level komponen lain cukup atau bahkan tinggi. Dan tiap komponen ini tentu saja bermanfaat dalam memproteksi dari Covid-19.

Center for Disease and Prevention (CDC) sendiri tidak menganjurkan tes antibodi pasca vaksin. Bukan hanya tidak perlu tetapi juga tidak reliabel, kata mereka. Apalagi tiap laboratorium memiliki standar pemeriksaan berbeda dengan tingkat sensitivitas dan spesifitas yang juga berbeda. WHO sendiri saat ini belum dapat menentukan berapa level respon immun yang dapat dijadikan standar untuk menyebut seseorang telah terproteksi penuh dari Covid atau ‘Covid risk free’.

Jadi, setelah vaksin, take it easy dan lakukan aktivitas biasa tanpa merasa over-confident atau merasa low-confident. Tidak dianjurkan pula grasa-grusu cek antibodi. Yang paling penting, tetap memenuhi standard precautions : jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan. Terapkan multi-layer protection. Jangan merasa menjadi ‘superman terhadap Covid’. Apalagi taruhan Covid ini gak main-main, yaitu kehidupan kita.
 
Yang LEBIH PENTING adalah dengan kita telah melakukan vaksinasi maka kita telah BERIKHTIAR agar tubuh kita melawan Covid 19. 

Soal apakah kita akan meninggal karena Covid 19 itu adalah takdir Allah SWT tetapi urusan berikhtiar dan berdoa adalah urusan KITA.

Sunday, January 31, 2021

Edukasi tentang COVID-19 oleh dr. Ronald Irwanto Natadidjaja

*Edukasi tentang COVID-19 oleh dr. Ronald Irwanto Natadidjaja*
Kegiatan talkshow ini dilakukan oleh Perkumpulan Lions Indonesia Distrik 307-B1 
untuk mendukung upaya Pemerintah dalam mengedukasi masyarakat luas 
tentang berbagai hal seputar COVID-19.
lawancovid19.blogspot.com

Saturday, January 9, 2021

Rekan-rekan izin sharing dari Brisbane, semoga bermanfaat..

 

Rekan-rekan izin sharing dari Brisbane, semoga bermanfaat..
Kondisi Indonesia saat ini dan dlm 3-6 bulan kedepan memasuki masa kritis mengingat semua indikator termasuk angka kematian semakin meningkat. 

Respon TLI (Test, Lacak, Isolasi) pemerintah dan 5M masyarakat dlm 3 bulan pertama ini akan menentukan arah dan pola pandemi di Indonesia. 

Pemahaman yg keliru jika masyarakat mengira dgn adanya vaksin semua akan selesai, karena :

1. Vaksin bukanlah solusi ajaib tp hanyalah salah satu cara utk membangun  kekebalan individual dan perlindungan masyarakat.  
Harus diketahui bhw tidak ada vaksin yg sempurna memberi perlindungan. Sebagian kecil penerima vaksin masih memungkinkan utk tertular Covid hanya saja diharapkan dampaknya tidak akan terlalu parah. 

2. Sejauh ini, tidak ada pandemi yg langsung selesai dgn vaksin. Contohnya cacar, walau sdh ada vaksin, baru selesainya dlm 200 tahun, polio baru selesai dalam 50 tahun. 
Covid pun sama, bukan berarti setelah disuntikan langsung hilang dari muka bumi ini. Akan perlu bertahun2 utk mencapai tujuan herd immunity.

3. Penyuntikan vaksin terhadap seluruh masyarakat Indonesia dilakukan secara bertahap :
- Pertama2 harus menunggu dulu Emergency Use Authorization dari BPOM. Jika nanti keluar, diperkirakan baru pertengahan Januari 2020.
- Dari 3 juta dosis yg sdh masuk ke Indonesia, Tahap 1 diprioritaskan utk tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. 
- Utk vaksin mencapai pada seluruh masyarakat Indonesia mungkin butuh waktu 12 bulan atau bahkan lebih. 

Meski telah menerima vaksinasi, kewajiban 5M tetap hrs dilakukan, krn akan tetap ada sebagian masyarakat yg tdk terproteksi akibat kondisi kesehatan dan keterbatasan dari vaksin itu sendiri.

4. Keberhasilan vaksinasi lebih mudah terjadi pada kondisi  kurva pandemi yg sudah melandai (angka Covid yg sudah menurun)

Fakta yg terjadi, di Indonesia kurva masih terus naik, blm terlihat tanda2 penurunan. 
Hal ini dapat dikhawatirkan menjadi tidak efektif atau butuh waktu lbh lama utk menciptakan herd immunity

5. Selama menunggu vaksin yg akan disuntikan scr bertahap, penyebaran virus yg sudah dalam kondisi  tidak terkendali di Indonesia dari hari ke hari ini dapat menyebabkan kondisi Indonesia semakin memburuk.  

Akibat terburuk pandemi yg tdk terkendali, selain dikuatirkan menimbulkan banyaknya kematian bukan tidak mungkin dapat memunculkan strain baru yg merugikan 

Ditambah, dgn semakin banyak orang2 yg positif di tengah2 masyarakat mengakibatkan orang2 usia lanjut dan komorbid akan semakin terancam jiwanya
Dengan tingkat hunian RS yg sdh penuh, blm tentu mereka bisa terselamatkan...
Inilah yg akan meningkatkan angka kematian di Indonesia.

Orang yg tidak bergejala bukan berarti tidak sakit, karena ada riset yg menyatakan 50% diantaranya memiliki kerusakan  organ. 
Hal ini dikhawatirkan akan berpotensi memiliki masalah kesehatan pada jangka panjang.

Untuk itu perlu pemahaman dan kerjasama dari seluruh masyarakat dgn  :
1.  Membatasi mobilitas dan
 2.  Menjauhi kerumunan/keramaian disamping 
3.  Mencuci tangan,
4.   Memakai masker dan 
5.  Menjaga jarak 

3 M saja sudah tidak cukup, tapi sudah harus 5M.

Kita tidak boleh egois, merasa diri akan baik2 saja jika terinfeksi.. 
Meski kita tetap merasa sehat tapi bisa jadi kitalah yg menyebabkan kematian saudara, keluarga atau sahabat2 kita karena kelalaian kita dalam menerapkan protokol kesehatan.

Selalu jaga diri, keluarga dan orang2 yg kita sayangi......

Demikian sharing dari saya sebagai pencerahan bagi semua, semoga bermanfaat....🙏

Salam Sehat dari Brisbane,
Dicky Budiman, Peniliti Pandemi  Griffith University, Australia.
🌎🌍🌏👊🏻🤜🏻🦠🦠

Lebih Bagus 5 M Dari Pada 3 M , Informasi Dari Ahli Pandemi Dari Negara Tetangga,PATUHI PROTOKOL KESEHATAN


PATUHI PROTOKOL KESEHATAN

5M
# menjauhi kerumunan
# membatasi mobilitas
# mencuci tangan
# memakai masker
# menjaga jarak

Nama saya Dicky Budiman, Dokter lulusan FK Unpad Bandung, dan Master di bidang Epidemiologi Penyakit Menular Griffith University Australia tahun 2004. 
Saya memiliki 20 tahun pengalaman di Kementerian Kesehatan, Bappenas, BPJS Kesehatan dan Lembaga Internasional seperti UNDP, ASEAN, Sekretariat, dan Organisasi Kerjasama Islam... ✍️

Saya Terlibat dalam beragam isu kesehatan global, antara lain Pandemi Flu Burung, Misi Kesehatan di wilayah konflik. 
Jejak karir dimulai dari Kepala Puskesmas Cisaruni di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, hingga terakhir menjadi Sekretaris Dewan Pengawas BPJS Kesehatan RI tahun 2016-2018... 🙋

Saat ini keseharian saya aktif dalam kajian dan masukan pakar terkait strategi penanganan pandemi Covid-19...  Selain itu, saat ini saya sedang disibukkan dengan studi saya, PhD candidate Researcher & practitioner on Global Health Security & Pandemic at the Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia... 🙆

Rekan-rekan izin sharing dari Brisbane, semoga bermanfaat...  🧏

Kondisi Indonesia saat ini dan dlm 3-6 bulan kedepan memasuki masa kritis mengingat semua indikator termasuk angka kematian semakin meningkat. 

Respon TLI (Test, Lacak, Isolasi) pemerintah dan 5M masyarakat dlm 3 bulan pertama ini akan menentukan arah dan pola pandemi di Indonesia. 

Pemahaman yg keliru jika masyarakat mengira dgn adanya vaksin semua akan selesai, karena :

1. Vaksin bukanlah solusi ajaib, tapi hanyalah salah satu cara utk membangun  kekebalan individual dan perlindungan masyarakat. 

Harus diketahui bhw tidak ada vaksin yg sempurna memberi perlindungan. Sebagian kecil penerima vaksin masih memungkinkan utk tertular Covid hanya saja diharapkan dampaknya tidak akan terlalu parah. 

2. Sejauh ini, tidak ada pandemi yg langsung selesai dgn vaksin. Contohnya cacar, walau sdh ada vaksin, baru selesainya dlm 200 tahun, polio baru selesai dalam 50 tahun. 
Covid pun sama, bukan berarti setelah disuntikan langsung hilang dari muka bumi ini. Akan perlu bertahun² utk mencapai tujuan herd immunity.

3. Penyuntikan vaksin terhadap seluruh masyarakat Indonesia dilakukan secara bertahap :

- Pertama² harus menunggu dulu Emergency Use Authorization dari BPOM. Jika nanti keluar, diperkirakan baru pertengahan Januari 2021.

- Dari 3 juta dosis yg sdh masuk ke Indonesia, Tahap 1 diprioritaskan utk tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. 

- Utk vaksin mencapai pada seluruh masyarakat Indonesia mungkin butuh waktu 12 bulan atau bahkan lebih. 

Meski telah menerima vaksinasi, kewajiban 5M tetap hrs dilakukan, krn akan tetap ada sebagian masyarakat yg tdk terproteksi akibat kondisi kesehatan dan keterbatasan dari vaksin itu sendiri.

4. Keberhasilan vaksinasi lebih mudah terjadi pada kondisi kurva pandemi yg sudah melandai (angka Covid yg sudah menurun)

Fakta yg terjadi, di Indonesia kurva masih terus naik, blm terlihat tanda² penurunan. 
Hal ini dapat dikhawatirkan menjadi tidak efektif atau butuh waktu lbh lama utk menciptakan herd immunity.

5. Selama menunggu vaksin yg akan disuntikan scr bertahap, penyebaran virus yg sudah dalam kondisi  tidak terkendali di Indonesia dari hari ke hari ini dapat menyebabkan kondisi Indonesia semakin memburuk.  

Akibat terburuk pandemi yg tdk terkendali, selain dikuatirkan menimbulkan banyaknya kematian bukan tidak mungkin dapat memunculkan strain baru yg merugikan.

Ditambah, dgn semakin banyak orang² yg positif di tengah² masyarakat mengakibatkan orang² usia lanjut dan komorbid akan semakin terancam jiwanya.

Dengan tingkat hunian RS yg sdh penuh, blm tentu mereka bisa terselamatkan...
Inilah yg akan meningkatkan angka kematian di Indonesia.

Orang yg tidak bergejala bukan berarti tidak sakit, karena ada riset yg menyatakan 50% diantaranya memiliki kerusakan  organ. 
Hal ini dikhawatirkan akan berpotensi memiliki masalah kesehatan pada jangka panjang.

Untuk itu perlu pemahaman dan kerjasama dari seluruh masyarakat dgn  Membatasi mobilitas dan Menjauhi kerumunan/keramaian disamping Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak.

3 M saja sudah tidak cukup, tapi sdh hrs 5M.

Kita tidak boleh egois, merasa diri akan baik² saja jika terinfeksi...!?!
Meski kita tetap merasa sehat tapi bisa jadi kitalah yg menyebabkan kematian saudara, keluarga atau sahabat² kita karena kelalaian kita dalam menerapkan protokol kesehatan.

Selalu jaga diri, keluarga dan orang² yg kita sayangi ... 💪🙋💪

Demikian sharing dari saya sebagai pencerahan bagi semua, semoga bermanfaat ... 🙏🙆🙏

Salam Sehat dari Brisbane,
Dicky Budiman, Peniliti Pandemi  Griffith University, Australia.

#Mensanaincorporesano

PATUHI PROTOKOL KESEHATAN

5M

# menjauhi kerumunan
# membatasi mobilitas
# mencuci tangan
# memakai masker
# menjaga jarak

Monday, December 28, 2020

INI ADA SEPUCUK SURAT PESAN DARI dr. ADI MIRSA PUTRA. Sp.THT

INI ADA SEPUCUK SURAT PESAN DARI dr. ADI MIRSA PUTRA. Sp.THT, salah seorang Dokter di RS. Persahabatan YANG TENGAH BERJUANG MEMBANTU PASIEN COVID - 19, TETAPI BELIAU AKHIRNYA MENINGGAL DUNIA KARENA TERPAPAR COVID - 19 SAAT MEMBANTU PASIEN DI RUMAH SAKIT TERSEBUT...

Terlampir sepucuk surat dokter dari garda terdepan yang ditujukan kepada seluruh masyarakat....

Mari kita simak!

Bagi yang ada di grup agar segera disebarkan, 
Supaya semua orang tahu!

"Saya adalah seorang dokter garda depan melawan wabah. 
Sejak timbulnya wabah, kami semua tenaga medis menghadapinya sebagai peperangan tanpa asap senapan, dan tanpa ragu kami bergabung ke dalam medan perang pertahanan melawan wabah. 

Kami menganggap diri kami adalah prajurit, yang berkewajiban maju ke depan, dengan darah dan daging melawan wabah penyakit, merebut nyawa seseorang dari cengkraman malaikat maut. 

Namun sebenarnya kami juga hanyalah manusia dan bukan malaikat. 

Di area isolasi penyakit yang paling berbahaya, pakaian pelindung yang kami pakai harus betul-betul sangat tebal dan ketat, dengan demikian baru bisa menjamin keselamatan hidup kami. 

Masker harus pakai 2 lapis, Pembungkus Sepatu (shoe cover) pakai 2 lapis, 

Sarung tangan pakai 5 lapis, di bagian luar kaca mata pelindung masih harus pasang masker pelindung.

Setiap 5 jam sebagai 1 shift. Setelah memakai pakaian pelindung, kami tidak bisa makan, minum atau ke toilet.

Dengan mengenakan pakaian isolasi yang rapat tidak tembus udara dan kaca mata pelindung, seluruh team bekerja keras dalam perjuangan, semua orang merasakan keterbatasan fisik. 

Ketika kami melepaskan pakaian pelindung, pakaian di dalam kami basah kuyub seluruhnya. Pada bagian wajah kami juga timbul garis-garis guratan bekas kaca mata pelindung.

Ada dokter yang sudah teramat capek, badannya sudah hampir ambruk, setelah masuk daerah penyangga dan minum seteguk air, kembali masuk ke area isolasi untuk melanjutkan bekerja. 

Ada juga dokter yang jari tangannya terluka, setelah dibungkus rapat dengan kantong plastik kembali ke tempat berjuang di garda depan. 

Kami juga punya orang tua, kami juga punya anak dan keluarga. Kami tidak memikirkan keselamatan diri kami, tidak memikirkan apakah diri sendiri hidup atau mati, demi merebut nyawa manusia dari malaikat maut, semuanya adalah agar bisa memenangkan peperangan ini. Supaya keluarga kita, dan saudara semua bisa melepaskan masker dan menghirup udara segar! 

Teman-teman semua, mohon kalian bekerja sama dengan negara, bekerja sama dengan kami, dengan kesadaran sendiri mengisolasi diri, jangan keluar rumah dan melakukan pembatasan diri yang tentu tidak menyenangkan, bolehkah?

Sehingga kita layak terhadap pengorbanan para tenaga medis. Jangan sia-siakan air mata kami.

Kamu pikir keluar rumah sebentar tidak masalah, dia juga pikir keluar rumah sebentar tidak masalah. 

Besok semua orang pada keluar rumah semua, maka peperangan ini akan mengalami kemunduran ke belakang lagi. 

Bila satu orang, dua orang, tiga orang .... hanya memikirkan dan mementingkan kesenangan diri sendiri, maka semua perjuangan sebelumnya dalam peperangan ini akan menjadi sia-sia. 

Oleh sebab itu, 
Maka mohon semuanya agar bisa bekerja sama, untuk tidak keluar rumah! 

Jagalah pikiran dan perasaan dengan baik.
Rumah yang menurut kalian adalah tempat yang membosankan, bagi kami para tenaga medis dan petugas yang berjuang di garda depan melawan wabah, adalah tempat yang kami ingin pulang pun tidak bisa pulang....

Masa yang sulit ini apakah bisa segera terlewati, tidak hanya tergantung pada para tenaga medis, melainkan juga mengandalkan kita setiap orang. 

Asalkan kita semua tidak keluar rumah, maka kita bisa memusnahkan wabah ini!

Mencegah dan mengendalikan wabah adalah tanggung jawab setiap orang!

Tolong pergunakan waktu sedetik untuk membagikan ke semua grup yang anda bergabung....

Saat ini virus sedang mengamuk, semua petugas medis di garda depan berusaha mencegah dan mengendalikan wabah, dengan mendahulukan keselamatan orang banyak di atas keselamatan mereka sendiri, maju terus di tengah kesulitan dalam melawan virus. 

Terima kasih mereka telah membangun pertahanan pengaman untuk semua orang.

Ada seberapa grup, bagikanlah ke semua grup tersebut. Supaya mereka tahu, hati semua orang bersama mereka, bersama-sama mendukung mereka.

Semua mahluk memulihkan hidupnya, kita pasti juga bisa berangsur-angsur pulih, pasti akan membaik kembali....

Thursday, December 17, 2020

DARI DR dr ERLINA BURHAN SpP (K) KETUA PDPI JAYA SIE ILMIAH PDPI PUSAT


DARI DR dr ERLINA BURHAN SpP (K)
KETUA PDPI JAYA
SIE ILMIAH PDPI PUSAT

Petunjuk dari Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC USA)

Bukti Ilmiah Terkini Perihal Penularan Virus Corona

1. Resiko tertular sangat rendah pada permukaan.

2, Resiko tertular sangat rendah pada aktivitas di luar rumah.

3. Resiko tertular sangat tinggi pada ruang tertutup seperti kantor, tempat ibadah, aula bioskop, gym atau teater.

Pertanyaan : 

Siapa saja yang berpotensi tertular Covid-19 ? 

 Seberapa banyak virus yang dapat menyebabkan seorang terjangkit ? 

UNTUK SEORANG TERJANGKITI DIPERLUKAN 1.000 VP (VIRAL PARTICLES) 

Pada lingkungan umumnya tingkat penyebaran adalah sbb :
- Bernapas 20 vp per menit
- Berbicara 200 vp per menit
- Batuk 200 juta vp (bisa bertahan selama berjam-jam di ruang yang berventilasi buruk)
- Bersin 200 juta vp

Jadi perhitungannya adalah : 
BERHASIL TERTULAR = Terekspose dengan virus x jumlah waktu

 BILAMANA ANDA : 

1. Berada di sekitar seseorang dalam jarak 2 meter : resiko tertular rendah bila kurang dari 45 menit

2. Berbicara tatap muka seseorang dengan masker : resiko rendah bila kurang dari 4 menit

3. Berpapasan dengan seseorang yang sementara berlari, naik sepeda atau joging : resiko rendah 

4. Berada di ruang yang berventilasi bagus dengan jarak : resiko rendah bila waktu singkat

5. Belanja di supermarket : resiko sedang (bisa menjadi rendah bila waktu dipersingkat dan ikut prosedur kebersihan)

6. Aktivitas dalam ruang : resiko tinggi 

7. Berada di Tempat wisata bersuhu rendah/ dingin, WC dan fasilitas umum : resiko  sangat tinggi tertular pada permukaan benda 

8. Restoran : resiko tinggi (bisa turun ke menengah bila berhati-hati dalam menyentuh permukaan benda)

9. Tempat kerja, sekolah (bahkan dengan menjaga jarak) :  beresiko sangat tinggi, termasuk penularan lewat permukaan benda

10. Pesta /acara pernikahan/ pemakaman  : berisiko sangat tinggi 

11. Konferensi /pertemuan bisnis : beresiko sangat tinggi 

12. Pertunjukan /bioskop : beresiko sangat tinggi

Sumber:
1.https://www.erinbromage com/post/the-risks-know-them-avoid-them

Monday, December 14, 2020

Covid Sudah Singgah Di Teras Rumah Kita

 

Covid Sudah Singgah Di Teras Rumah Kita

Dr. Nadjibah Yahya

Kita kini berada di tahap di mana covid 19 benar benar hadir di teras rumah kita.  Kasus semakin meningkat tak terkendali bahkan tak mampu tercatat lagi . Gelombang ke dua covid lebih mengerikan dari sebelum nya sesuai prediksi.

Kini hampir setiap saat saya menemani pasien menangis dan meratap,  walau semula tidak percaya dan abai. Mereka meregang nyawa akibat covid 19. 

Kasus kasus positif covid 19 saat ini karena : 

# tidak pernah menggunakan masker
# kasus bepergian keluar kota walau dengan tujuan menolong seseorang
# kasus setelah menghadiri pernikahan
# kasus setelah mencium tangan orangtua
# kasus setelah menghadiri pangajian serta arisan dan lain lain 

yang mengingatkan kita bahwa inilah dampak saat protokol kesehatan tidak dilaksanakan dengan maksimal.

Ada juga kisah bahagia ketika beberapa kasus ternyata hanya dengan mematuhi aturan berupa pakai 
# masker ( dengan benar)
# jaga jarak ( jauhi kerumunan dan hajatan) 
#sering mencuci tangan

jadi pencegahan paling kuat untuk menularkan ke orang-orang yang kita sayangi. 

Ingat sekali kita terinfeksi virus ini akan ada komplikasi besar dalam beberapa organ di tubuh kita walau virus ini sudah tidak ada . Begitu besar daya rusak virus ini. 

Ketidakjujuran masih merajalela, sehingga kasus semakin tinggi tak terkendali. Kapankah semua sadar harus ada kebersamaan dalam menghadapi covid saat ini?

Mari satukan ikatan, rapikan barisan untuk mencegah nya bersama. Tanpa kebersamaan semua akan kandas. Ingatlah banyaknya angka kematian di Indonesia seharusnya bisa menjadi bahan pelajaran untuk kita . 

Mohon kita patuhi aturan, jika kita tidak mau patuhi atau masih tidak percaya adanya covid 19, ijinkan kami untuk percaya dan menjaga kuat diri kami dan semua. 

Tolong jangan membenci saat orang lain tertib pakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan
Jangan menuduhnya was was. Was was itu penyakit dan menjaga protokol kesehatan adalah sebuah kearifan dalam bersikap. Bukan karena jijik atau takut tertular, tapi menjaga agar mereka tidak menulari. 

Jangan mencerca saat orang lain sering cuci tangan dan menolak salaman, itu cara mereka menjaga kesehatan semua termasuk anda.

Jangan tuduh seseorang memutus tali silaturahmi, saat orang menjauhi kerumunan, pertemuan dan berkunjung, justru orang orang inilah yang sedang menjaga silaturahmi tetap ada dan lengkap dengan semua personil tanpa ada seorang pun yang harus berpulang.
Jadi jangan mereka dicemooh. 

Jangan nyinyir saat tenaga medis dan keluarganya menjaga erat aturan, itu semua karena mereka selalu mendampingi duka dan derita pasien positif covid 19  serta mereka sudah kehilangan sekian banyak sejawatnya. 

Jangan kucilkan saat seseorang melarang anaknya bersekolah dan bermain bersama, itu hak nya untuk menjaga kesehatan anaknya.

Wabah ini hadir di sekitar kita, kita punya cara masing masing untuk menghadapinya yang mungkin berbeda. Jadi hormati masing masing.  Tapi ingat bahwa masing masing kita akan mempertanggungjawabkan di hadapan Nya. Tidak mungkin akan sama nilainya orang yang menjaga ketat aturan demi kesehatan bersama dengan orang yang abai dengan dalih hanya bergantung pada tawakal tanpa ikhtiar.  

Semoga ini bermanfaat untuk kita semua. Semoga ini bisa sebagai bukti di hadapan Nya bahwa saya sudah mengingatkan sebagai kewajiban profesi saya. 

Salam Sehat Penuh Cinta.

=========================

Salam SEHAT.......
Mengngatkan kembali utk kita semua, PANDEMI BELUM BERAKHIR. Penularan virus covid saat ini lebih agresif , krn saat musim hujan, orang lengah dan melonggarkan PROKES Covid. Virus COVID akan sangat sulit menembus utk masuk ke dlm tubuh orang yg menjaga kesehatan nya dengan cara :
1. Makan bergizi sesuai kebutuhan tubuh dan tdk membuat tenggorokan dan lambung menjadi sakit
2. Minum susu, kopi pahit 1 cangkir setiap pagi, air hangat 1 gelas besar sebelum dan sesudah makan. Jangan minum minuman yg dspat menimbulkan sakit di tenggorokan dan perut
3. Makan vitamin renovit (usia dibawah 50 Th), Renovit Gold (usia lbh 50 Th) setelah sarapan pagi. Vitalong C minimal 500 mg, bagi yg bermasalah dg tenggorokan/ batuk, vitalong  C 1000 mg dan kalau terjadi kehilangan penciuman atau rasa di lidah, vitalong C hrs dimakan minimal 2000 mg setelah sarapan pagi dan setelah mkn siang.
4. Nature E minimal 100 IU, bagi yg mempunyai komorbid( penyakit hipertensi/ jantung/ asma/diabetes dsb, sebaik nya vit E : DALFAROL. Vit E dimakan 1x1 sedang makan malam.
Selalu taati PROKES COVID:
Pakai masker dan face shield.
Tdk berkumpul kumpul, bila terpaksa krn pekerjaan, jangan pernah melepas kan masker, sebaik nya pakai masker 2 lapis, dan ganti masker setiap 2 jam, cuci tangan dg sabun/ hand sanitizer sbelum dan saat memakai masker kembali. Ketika makan dikantor, dengan banyak orang, jaga jarak, jangan sambil bicara, atau ter tawa2, krn pada saat ini biasanya terjadi penularan virus dg sangat mudah. Lakukan OLGA ringan, berjemur kalau ada panas mata hari, sampai kulit merasa perih.
Jangan tinggalkan Sholat, perbanyak Sholat sunnah, Doa dan Zikir. 
Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan kita selalu dalam keadaan SEHAT PRIMA. Aamiin ya Rabbal'aalamiin

===============



 



Videos

Tags

Akan Berakhir (2) Analisa Politik (1) Anti Body (3) Aprisiasi (1) Arti Istilah (1) Arti Kata (1) Arti Lockdown (1) Artikel Persatuan (1) Artikel Virus (2) Atasi Masalah (2) Bawang Merah (1) Berita Baik (3) Berita Kepresidenan (1) Bersama Qlue (1) Biaya Covid19 (1) Breaking News (1) Cairan Panas (1) Chloroquin Mantab (1) Ciri2 Covid-19 (2) Dampak Pariwisata (1) Daun Sirih (1) Denny Siregar (1) Edukasi Covid-19 (1) Fungsi Masker (1) Gejala Corona (1) Gotong Royong (1) Hangat Lemon (1) Happy Hypoxia (1) Hati2 Makan Obat (2) Hindari Pencemaran (2) Ibufropen (1) Info Covid-19 (8) Info Virus (1) Jenis Batuk (1) Jika Tertular Covid19 (1) Kabar Baik (1) Kehidupan Berharga (1) Kerongkongan Lembabkan (1) Kesaksian (2) Kesatuan Yg Berbeda (1) Kesehatan (2) Kisah Nyata (3) Kisah Nyata Kena Covid19 (1) Korban Covid-19 (2) Kurangi Resiko (1) Langkah Pencegahan (1) Lawan Covid-19 (21) Lawan Virus (11) Medsos Covid-19 (1) Menangkal Penularan (1) Mengura (1) Mengurangi Resiko (1) Minum Terus (1) Motivator (1) Mudah Murah (1) Nasihat Ini OK (1) New Normal (1) ngi Resiko (1) Obat Virus (1) Obat Yang Benar (1) Pandemi (1) Patuhi Protokol Kesehatan (1) Penanganan Virus (1) Penangkal Virus (1) Pencegahan (1) Pencegahan Bersama (3) Pencegahan Covid19 (1) Pencegahan Virus (3) Pendusta (1) Pengamat Politik (1) Penggunaan Masker (1) Penularan Tanpa Sengaja (1) Penularan Virus (1) Penyebaran Virus (1) Perawatan Covid (1) Peringatan Pertama (1) Rapid Test (1) Relawan Test Covid-19 (1) RS Rujukan (1) Rujukan Covid19 (1) Sebarkan (1) Semakin Ganas (1) Sembuh Total (1) Sementara (1) Serba Serbi (1) Sering Minum (1) Sharing Pengalaman (1) Surat Terbuka (3) Susah Dibilangin (1) Tanda Terineksi Virus (1) Tanda2 Terpapar Covid (1) Tanpa Gejala (1) Tes Massal (1) Test Covid-19 (1) Testimoni (2) Tidak Ada Mustahil (1) Tindakan Pencegahan (1) Tingkatkan Kekebalan (1) Tolong Menolong (1) UUDarurat Covid-19 (1) Vaksin (1) Ventilator (1) Viral Load (1) Virus Dan Negara (1) Wabah Covid-19 (5) Wajib Diketahui (1) Wakil Rakyat (1) Waspada Selalu (2)