Latest News

Tuesday, July 21, 2020

Bagikan Naishat Ini Agar Teman Anda Sadar ....Bahwa Kehidupan Ini Berharga Sekali !!

Jika Anda melihat saya menggunakan masker, saya ingin Anda tahu bahwa:

1. Saya orang yang cukup berpendidikan yang mengetahui bahwa meskipun saya terlihat sehat, saya mungkin saja membawa virus yang bisa mencelakai orang lain.

2. Saya tidak sedang hidup dalam ketakutan. Saya hanya ingin jadi bagian dari solusi, bukan sumber masalah.

3. Saya tidak merasa sedang dikontrol oleh pemerintah, tapi saya adalah  sedang berkontribusi terhadap kemaslahatan dan keselamatan masyarakat dan saya berharap Anda dan yang lain bisa mengikutinya.

4. Jika kita semua hidup dengan mempertimbangkan keselamatan orang lain, dunia ini akan menjadi tempat tinggal yang lebih baik bagi siapa saja.

5. Menggunakan masker tidak membuat saya lemah, takut, bodoh atau dikontrol. Masker membuat saya merasa ‘peduli’.

6. Jika Anda menghawatirkan penampilan, ketidaknyamanan, atau opini orang lain tentang Anda, maka bayangkan jika orang yang Anda cintai, ayah, ibu, pasangan, anak, saudara, kakek, nenek, tante, om yang harus dipasangi alat bantu nafas, sendiri di ICU tanpa ada yang menemani karena tertular oleh kecerobohan Anda.

7. Selain melindungi diri orang lain, saya menggunakan masker juga untuk menurunkan risiko penularan yang berasal dari orang yang tampak sehat.

8. Saya sangat ingin Pandemi ini segera berlalu.

Jika Anda setuju dengan saya, copas postingan ini dan bagikan kepada yang lain.
Mari melindungi diri sendiri dan orang lain.
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/07/bagikan-naishat-ini-agar-teman-anda.html]

Monday, July 20, 2020

Biaya Perawatan PASIEN COVID-19

Ilustrasi
- Aturan Satuan Biaya Penggantian Untuk Biaya Perawatan Pasien Covid-19.
Sesuai SK Menteri Keuangan Nomor S-275/MK 02/2020 Tertanggal 6 April 2020.

- SK ini jadi patokan Pihak Rumah Sakit untuk mengajukan klaim ke Kementrian Kesehatan. Pemerintah akan mengganti Biaya Perawatan Covid-19 di berbagai Rumah Sakit.

- Biaya Perawatan Pasien Covid-19 Tanpa Komplikasi:

1. Ruang ICU dengan
     Ventilator: Rp15,5 Jt/hr
2. Ruang ISOLASI tanpa
     Ventilator: Rp12 Juta/hr
3. Ruang ISOLASI Tekanan
    Negatif dengan Ventilator:
    Rp10,5 Juta/hari
4. Ruang ISOLASI Tekanan   
     Negative tanpa
     Ventialtor: Rp7,5 Juta/hr
5. Ruang ISOLASI Non
    Tekanan Negatif dengan
     Ventilator: Rp10,5Juta/hr
6. Ruang ISOLASI Non
    Tekanan Negatif tanpa
     Ventilator: Rp7,5 Juta/hr

- Golongan Pasien Covid-19 Yang Memiliki Komplikasi atau Penyakit Penyerta sebelumnya spt. Jantung, Ginjal, Hipertensi, Diabetes, Paru-Paru, Hepatitis B dan penyakit lainnya.

1. Ruang ICU dengan
    Ventilator: Rp16,5 Juta/hr
2. Ruang ICU tanpa
     Ventilator: Rp12,5Juta/hr
3. Ruang ISOLASI Tekanan
    Negatif dengan Ventilator:
    Rp14,5 Juta/hari
4. Ruang ISOLASI Tekanan
     Negatif tanpa Ventilator:
     Rp9,5 Juta/hari
5. Ruang ISOLASI Non
    Tekanan Negatif dengan
     Ventilator: Rp14,5Juta/hr
6. Ruang ISOLASI Non
     Tekanan Negatif tanpa
      Ventilator: Rp9,5 Juta/hr

Asumsi sederhana:
Satu pasien dirawat selama (minimal) 14 hari = Rp.105 Juta (Biaya Terendah) dan
                                                                              Rp.231 Juta (Biaya Untuk Pasien Komplikasi)
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/07/biaya-perawatan-pasien-covid-19.html]


Itu yang ditanggung negara. Belum termasuk yang ditanggung keluarga.

Gimana bila pasien (maaf) meninggal dunia..??
Pemerintah akan menanggung biaya pemakaman, yang jika ditotalkan di kisaran Rp3,36 Juta/org..

Rinciannya Rp3,36 juta itu sbb:
1. Pemulasaran Jenazah:
     Rp.550.000
2. Kantong Jenazah:
    Rp.100.000.
3. Peti Jenazah:
    Rp1.750.000.
4. Plastik Erat: Rp.260.000
5. Disinfektan Jenazah:
     Rp.100.000.
6. Transport Mobil Jenazah:
     Rp.500.000.
7. Disiinfektan Mobil
     Jenazah: Rp100.000.

Mari berlomba-lomba dan bersama-sama mencegah penularan penyakit Covid-19 agar tidak makin meluas..!!
Aamiin…

NB;
Bagaimana bila tidak ditanggung pemerintah? Misalnya dirawat di Rumah Sakit Swasta, karena tidak mendapat rujukan ke Rumah Sakit Pemerintah.??
Meski Pemerintah sesuai instruksi Presiden Joko Widodo sudah menetapkan Pandemi Virus Corona sebagai BENCANA NASIONAL, yang seluruh biaya perawatan pasien di Rumah Sakit ditanggung Pemerintah, akan tetapi yang dirawat di Rumah Sakit Swasta tetap harus dibayar pihak keluarga..

Estimasinya biaya? Kisaran di angka; Rp.500-an Juta.
Kenapa tidak dapat rujukan ke Rumah Sakit Pemerintah..??

Tapi, sejumlah keluarga Pasien Covid-19 seperti di Jakarta, beberapa pasien tidak gampang mendapat rujukan ke Rumah Sakit Pemerintah..
Ada yang bisa jawab? Silakan tulis argumen.

Pesan Keluarga Pasien: Taatilah seluruh Aturan dan Anjuran Pemerintah.
Bila Anda menengok total biaya perawatan Pasien Covid-19 di Rumah Sakit, semoga Anda sadar, bahwa penyakit ini amat mahal.
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/07/biaya-perawatan-pasien-covid-19.html]

https://nasional.kontan.co.id/news/mau-tahu-biaya-perawatan-pasien-covid-19-simak-yuk
.
https://www.beritasatu.com/nasional/617759-ini-besaran-biaya-perawatan-pasien-covid19-di-rs
.

https://www.vivanews.com/berita/nasional/45853-biaya-perawatan-pasien-corona-di-rs-swasta-hingga-rp500-juta

Tuesday, July 14, 2020

SARAN LUAR BIASA SERIUS oleh Dokter Jepang yang mengobati COVID19 kasus...Bagikan Agar Teman Anda Ketahui

Jangan sampai kerongkongan Anda kekeringan ! 
Berakibat fatal,virus akan masuk ke paru2 Anda.
Sering membasahi kerongkongan dengan minum air
sesering mungkin !!!


Thursday, July 9, 2020

Virus Ditularkan Via Udara

Tolong di forw ke teman2 untuk kebaikan kita semua. Terimakasih.

Resmi dinyatakan oleh WHO bahwa covid-19 tidak lagi hanya ditularkan lewat droplet 💧 atau titik kecil air berisi virus dari batuk atau bersin,
tetapi *sekarang virus tersebut dari hasil penelitian bisa bertahan di udara,
melayang-layang sampai 8 jam sesudah keluar dari tubuh penderita saat bersin atau batuk,
tidak lagi butuh medium cairan utk bertahan.*

Di ruangan tertutup,
lebih lama lagi dia tahan dan lebih cepat mendarat di tubuh orang yang belum kena karena udara yang berputar di situ-situ saja.

Maka,
Bapak dan Ibu tolong kita ikuti protokol yang semakin ketat ini yaitu bahwa kalau kita keluar,
biarpun tidak ke kerumunan massa,
WAJIB pakai masker utk saling melindungi satu sama lain karena menurut WHO ada satu golongan baru dalam proses penularan wabah ini yaitu OTG,
orang tanpa gejala:
suhu tubuh normal,
tidak batuk tapi sudah membawa virus karena daya tahan tubuhnya cukup kuat.

Siapa di antara kita yang sempat bepergian ke wilayah zona merah atau wilayah yang sudah ada warganya positif Covid-19,
bisa jadi sudah menjadi OTG.

Maka kita lindungi orang lain dari virus yang mungkin kita bawa itu.

Semoga tidak ada satupun dari kita kena,
sampai wabah ini tuntas diselesaikan, dengan mengikuti aturan atau protokol yang mungkin akan semakin ketat.

Terima kasih.

Jubir Pemerintah:
Sesuai Rekomendasi WHO,
Mulai Hari Ini Semua Gunakan Masker

http://kmp.im/AFzpbz

*#pakailah maskermu kawan#*
*"Maskermu melindungiku,*
*Maskerku melindungimu."*

Thursday, July 2, 2020

New Normal itu bukan “Old Normal”.


Shamsi Ali*

Sabtu Lalu,  27 Juni pagi WIB, saya menyampaikan hikmah Halal Bihalal pada acara pembukaan Pertemuan Cendekiawan Bugis Makassar se-Dunia melalui media online. Acara yang dihadiri oleh lebih seribuan peserta itu juga dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional Sul-Sel, seperti JK, Yasin Limpo, dan lain-lain.

Hadir juga memberikan sambutan di acara pembukaan Gubernur Sul-Sel, Prof. Dr. Nurdin Abdullah. Sementara mantan wakil Presiden, Bapak Jusuf Kalla, hadir sebagai pembicara utama (keynote) sekaligus membuka acara secara resmi.


Dalam ceramah saya sampaikan terima kasih dan penghargaan, sekaligus kebahagiaan bisa hadir bersama para tokoh dan Cendekiawan Bugis Makassar se-Dunia. Saya juga menyampaikan bahwa pertemuan ini adalah upaya untuk menggali (uncover) potensi-potensi tersembunyi dari daerah dan putra-putrì daerah.

Warga Bugis Makassar, sebagaimana setiap daerah di Nusantara, memilki keunikan tersendiri. Mereka memiliki keuletan dan motivasi kerja, serta mental saing yang dibangun di atas keberanin yang tinggi. Falsafah “siri” yang biasanya ditandai oleh “badi’” atau keris menggambarkan keberanian itu.

Karenanya pertemuan Cendekiawan ini bisa mengarahkan potensi ini ke arah yang positif dan maksimal, sebagai bagian dari upaya untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan dunia.

Era Baru bukan kebiasaan lama

Selanjutnya Saya menyampaikan bahwa memasuki era baru yang disebut “new normal” kiranya tidak dipahami secara simplistik sebagai sekedar kembali kepada kehidupan normal Seperti  sebelum pandemi Covid 19. Karena sesungguhnya itu bukan “new” tapi “old” normal. Bukan memasuki normal yang baru. Justeru kembali ke normal lama.

Maka dalam pandangan saya untuk menjadikan suasana pasca Covid 19 sebagai era baru hendaknya dilakukan penataan atau pembaharuan minimal pada 4 hal kehidupan manusia.

Pertama, Era baru menuntut sebuah sikap mentalitas yang solid.

Peristiwa Covid 19 ini menjadikan  memasuki situasi dunia yang pastinya jauh berbeda dari sebelumnya. Terjadi perubahan drastis yang boleh jadi di luar kontrol normal manusia.  Dan karenanya manusia akan rentang goyah ketika tidak memiliki mentalitas yang solid.

Perubahan-perubahan yang terjadi hampir dalam semua aspek kehidupan itu menjadikan manusia terombang-ambing, dan konsekwensinya boleh saja merasa kalah sebelum dikalahkan. Atau sebaliknya terbawa arus perubahan sehingga kehilangan jati diri dan identitasnya.

Cara terbaik untuk membangun mentalitas solid adalah dengan berpegang teguh kepada nilai-nilai keimanan. Keimanan kepada Tuhan adalah fondasi hidup. Karena itu bangsa Indonesia memang terbangun di atas nilai keimanan kepada Tuhan. Hidup dan matinya Indonesia juga tergantung kepada nilai-nilai Ketuhanan itu.

Dengan mentalitas solid, warga Bugis Makassar akan memasuki perubahan, tidak saja bahwa mereka tidak terpengaruh. Tapi justeru mereka yang harus menjadi agen perubahan itu.

Kedua, untuk memasuki era baru  secara efektif diperlukan keilmuan yang bersifat inovatif dan pro-aktif.

Perubahan drastis yang terjadi dalam hidup manusia pasca Covid 19 ini menuntut sikap yang antisipatif, sekaligus wawasan keilmuan yang inovatif dan pro-aktif.

Satu di antaranya adalah wawasan keilmuan itu adalah keilmuan di bidang agama. Di mana para Ulama diharapkan, bahkan diharuskan untuk tidak lagi pasif dalam memahami ayat-ayat Al-Quran dan sumber-sumber keilmuan Islamlainnya. Tapi dengan pemahaman Yang inovatif dan pro-aktif tadi.

Sebenarnya pemahaman inovatif dan pro aktif ini bukan sesuatu yang baru. Karena sesungguhnya tabiat ajaran Islam Itu sendiri memang demikian adanya. Bahwa agama ini adalah agama yang mengedepankan semangat inovatif dan pro-aktif itu.

Artinya bahwa ajaran Islam itu harus selalu menghasilkan pemikiran-pemikiran dan karya-karya inovatif yang diperlukan oleh zamannya, dan terjadi karena adanya wawasan antisipatif dan pro-aktif tadi.

Pro-aktif berarti bahwa Islam dan keilmuan Islam harusnya  tidak lagi bersifat konvesional. Tapi justeru ada dobrakan yang bersifat aktif sebagai solusi dari masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan manusia.

Satu dari contoh yang saya selalu berikan adalah pemahaman tentang perintah Zakat. Bahwa perintah Zakat tidak difahami secara convensional dan pasif. Dalam arti dipahami sebagai perintah mengeluarkan 2.5 persen dari harta kita.

Dengan pemahaman inovatif dan pro aktif, Zakat harus dipahami Sebagai perintah untuk memberdayakan atau menguatkan perekonomian Umat. Sebab hanya dengan perekonomian yang kuat Umat akan mampu memberikan Zakatnya.

Demikian pula ayat yang mengatakan  “balik dari setiap kesulitan ada kemudahan”. Ayat ini harus dipahami sebagai kewajiban bagi Umat ini untuk selalu menginisiasi upaya kemudahan di saat ada kesulitan. Covid 19 misalnya menantang Umat ini untuk bangkit dan mencari solusinya. Bukan menunggu orang lain untuk menemukan solusi itu.

Ketiga, era baru itu juga berarti memasuki sebuah era dengan karakter dan prilaku yang baru. Tentu karakter baru yang dimaksud adalah adanya perubahan karakter yang lebih positif.

Karakter yang dimaksud tidak saja pada tataran individual atau pribadi (fardi). Tapi juga tidak kalah pentingnya era baru ini merubah karakter sosial kemasyarakatan kita (social behaviors).

Kita mengharapkan musibah Covid 19 merubah pola prilaku lama yang semrawut, tidak disiplin, malas, lambang, dan ragam karakter yang menjadikan Umat ini terbelakang dan termarjinalkan.

Dari karakter yang kurang bisa mengontrol diri, mudah meledak, terbawa arus emosi lingkungan, dan lain-lain yang menjadikan umat ini mudah terjatuh ke dalam perangkap orang lain untuk dijadikan mangsanya.

Dengan era baru yang membawa perubahan itu Umat ini harusnya mampu membawa penyesuaian-penyesuaian yang tidak lagi biasa-biasa. Tapi membangun karakter responsive yang bersifat Ekstra ordinary.

Jika tidak maka Umat akan menjadi mainan bahkan korban dari perubahan-perubahan baru. Umat akan berada dalam suasana kebingungan, lemah dan ketakutan, bahkan keputus asaan.

Intinya perlu perombakan karakter, baik pada tataran individu maupun pada tataran kolektif keumatan kita.

Keempat, memasuki era baru Umat dituntut untuk membangun wawasan global (global mindset).

Peristiwa Covid 19 mengharuskan Umat untuk sadar tentang dunia kita yang sangat berbeda. Salah satunya menguatkan lagi bahwa dunia kita adalah dunia global yang unik dengan karakternya yang jauh berbeda.

Dunia global kita itu ditandai oleh banyak hal. Tiga di antaranya yang paling dominan; kecepatan (speed) ketergantungan (Interconnectedness), dan persaingan (competition).

Dengan kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi, segala sesuatu mengalami kecepatan yang luar biasa. Peristiwa di sebuah kampung terpencil di bumi Nusantara boleh jadi orang lain di bumi Amerika tahu pada waktu bersamaan. Hal itu karena media informasi yang bersifat digital yang  dapat diakses dalam kerlipan mata (blink of eyes).

Karena kecepatan informasi tersebut menjadikan dunia kita seolah semakin kecil. Dunia ini seolah sebuah kampung kecil (small village) bersama manusia. Bahkan seolah rumah bersama (shared home) semua manusia. Karenanya manusia mau tidak mau, sadar atau tidak, sesungguhnya memiliki ikatan ketergantungan yang sangat dekat.

Artinya tidak satu manusia atau kelompok manusia bisa hidup tanpa yang lain. Dan karenanya pilihan manusia hanya satu. Yaitu membangun kerjasama (partnership) dalam kepentingan bersamanya (common interest).

Dalam situasi ketergantungan itu pula masing-masing manusia atau kelompok manusia berusaha untuk menjadi yang terbaik, terkuat dan termaju. Maka terjadilah kompetisi yang maha dahsyat di antara kelompok-kelompok manusia itu.

Maka Umat dipaksa untuk mengambil bagian dari kompetisi itu dan harus menang. Atau menjadi penonton yang akhirnya hanya akan menjadi korban-korban kompetisi yang semakin dahsyat dan juga kejam.

Semua realita di atas sesungguhnya bukan barang baru dalam ajaran Islam. Karena memang Islam adalah agama dengan konsep-Konsep universal. Tuhan, nabi, Kitab suci agama ini semuanya bersifat universal.

Tapi juga agama ini memang telah dipersiapkan untuk semua keadaan di atas. Mungkin yang paling dekat menyimpulkan semua itu adalah ayat ke 13 dari Surah Al-Hujurat:

“Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki dan seorang wanita. Lalu Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia d antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Semoga musibah Corona atau Covid 19 memang mendatangkan “new normal”. Sesuatu yang baru dan lebih baik. Bukan sekedar kembali ke normal lama atau “old normal” seperti sebelum pandemi terjadi. Semoga!

New York, 29 Juni 2020

* Presiden Nusantara Foundation USA.

PENGGUNAAN MASKER UNTUK WAKTU LAMA DAPAT MENGAKIBATKAN HIPOKSIA.


Menghirup udara yang dihembuskan berulang kali yang telah berubah menjadi karbon dioksida, menyebabkan kita menjadi  pusing.

Ini memabukkan pengguna, dan lebih banyak lagi ketika ia harus bergerak, dan melakukan pergerakan.

Ini menyebabkan ketidaknyamanan, kehilangan refleks dan pikiran sadar.

Ini menghasilkan kelelahan yang luar biasa.

Selain itu, kekurangan oksigen menyebabkan pemecahan glukosa dan kenaikan asam laktat akan terancam punah.

Beberapa orang mengendarai mobil mereka dengan masker , itu sangat berbahaya, karena, udara busuk dapat membuat pengemudi kehilangan kesadaran.

Dianjurkan untuk menggunakannya hanya jika Anda dekat dengan seseorang di depan anda, penting diingat untuk mengangkatnya setiap 10 menit supaya aliran oksigen ke otak tetap sehat.

Kontraproduktif bagi orang-orang yang melayani masyarakat selama 8 jam, karena mereka memabukkan diri mereka sendiri tanpa menyadarinya.

Pastikan pencegahan tidak membawa Anda ke masalah lain ... mari gunakan masker secara baik.

NB :
Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya.

Tolong bantu sebarkan pesan ini bila anda anggap penting dan perlu...

Dr.Silby Prakoso SPD
RS.Dr.Soetomo
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/07/penggunaan-masker-untuk-waktu-lama.html]

Tags

Akan Berakhir (2) Analisa Politik (1) Anti Body (3) Aprisiasi (1) Arti Istilah (1) Arti Kata (1) Arti Lockdown (1) Artikel Persatuan (1) Artikel Virus (2) Atasi Masalah (2) Bawang Merah (1) Berita Baik (3) Berita Kepresidenan (1) Bersama Qlue (1) Biaya Covid19 (1) Breaking News (1) Cairan Panas (1) Chloroquin Mantab (1) Ciri2 Covid-19 (2) Dampak Pariwisata (1) Daun Sirih (1) Denny Siregar (1) Edukasi Covid-19 (1) Fungsi Masker (1) Gejala Corona (1) Gotong Royong (1) Hangat Lemon (1) Happy Hypoxia (1) Hati2 Makan Obat (2) Hindari Pencemaran (2) Ibufropen (1) Info Covid-19 (8) Info Virus (1) Jenis Batuk (1) Jika Tertular Covid19 (1) Kabar Baik (1) Kehidupan Berharga (1) Kerongkongan Lembabkan (1) Kesaksian (2) Kesatuan Yg Berbeda (1) Kesehatan (2) Kisah Nyata (3) Kisah Nyata Kena Covid19 (1) Korban Covid-19 (2) Kurangi Resiko (1) Langkah Pencegahan (1) Lawan Covid-19 (21) Lawan Virus (11) Medsos Covid-19 (1) Menangkal Penularan (1) Mengura (1) Mengurangi Resiko (1) Minum Terus (1) Motivator (1) Mudah Murah (1) Nasihat Ini OK (1) New Normal (1) ngi Resiko (1) Obat Virus (1) Obat Yang Benar (1) Pandemi (1) Patuhi Protokol Kesehatan (1) Penanganan Virus (1) Penangkal Virus (1) Pencegahan (1) Pencegahan Bersama (3) Pencegahan Covid19 (1) Pencegahan Virus (3) Pendusta (1) Pengamat Politik (1) Penggunaan Masker (1) Penularan Tanpa Sengaja (1) Penularan Virus (1) Penyebaran Virus (1) Perawatan Covid (1) Peringatan Pertama (1) Rapid Test (1) Relawan Test Covid-19 (1) RS Rujukan (1) Rujukan Covid19 (1) Sebarkan (1) Semakin Ganas (1) Sembuh Total (1) Sementara (1) Serba Serbi (1) Sering Minum (1) Sharing Pengalaman (1) Surat Terbuka (3) Susah Dibilangin (1) Tanda Terineksi Virus (1) Tanda2 Terpapar Covid (1) Tanpa Gejala (1) Tes Massal (1) Test Covid-19 (1) Testimoni (2) Tidak Ada Mustahil (1) Tindakan Pencegahan (1) Tingkatkan Kekebalan (1) Tolong Menolong (1) UUDarurat Covid-19 (1) Vaksin (1) Ventilator (1) Viral Load (1) Virus Dan Negara (1) Wabah Covid-19 (5) Wajib Diketahui (1) Wakil Rakyat (1) Waspada Selalu (2)