Latest News

Tuesday, April 21, 2020

Ciri-Ciri Terkena Covid-19, Perhatikan Dan Share Ke Teman Anda



Harap Perhatikan Perbedaannya !!!                       
(Supaya tidak berprasangka buruk)

1. Batuk kering + Bersin = Polusi udara.

2. Batuk + Lendir + Bersin + Pilek = Pilek biasa.

3. Batuk + Lendir + Bersin + Pilek + Sakit tubuh + Kelemahan + Demam ringan = Flu.

4. Batuk kering + Bersin + Nyeri tubuh + Kelemahan + Demam tinggi + Kesulitan bernapas + Hilangnya indra pengecap dan perasa =  Corona virus.

Departemen patologi AIIMS,
Din. Kes.

--------------------------------------------------
ini kiriman dari Din. Kes. tolong dishare ke grup grup wa atau ke rekan rekan masing-masing..

Jadikan pesan ini  untuk diketahui orang banyak biar tdk gagal paham biar tdk saling curiga dan menjadi tersangka dan terduga. 🙏🙏🙏
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/04/ciri-ciri-terkena-covid-19-perhatikan.html]

Monday, April 13, 2020

Kabar Baik Covid-19 Mulai Nyaman...


KABAR BAIK, CONVID-19 MULAI NYAMAN DENGAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH ORANG INDONESIA, MEDIO MEI SELESAI?

Oleh : Marsda Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Penganat Intelijen

Dr Forster seorang peneliti tentang virus Corona SARS-Cov2 mengatakan kepada MailOnline bahwa dari penemuan tiga tipe (A,B dan C) yang kini menginfeksi di seluruh dunia, ditemukan perkembangan, serta karakteristik masing2 tipe.

Ditemukan bahwa virus tipe A awalnya bermutasi menjadi tipe B di China, tetapi tipe C, 'princes' dari B, berevolusi di luar negara. Dia mengakui bahwa para ilmuwan tidak mengerti bagaimana tipe B telah 'menyingkirkan' pendahulunya dan menjadi lebih umum di China.

Tipe B ditemukan nyaman dalam sistem kekebalan tubuh orang-orang di Wuhan dan tidak perlu bermutasi untuk beradaptasi. Namun, di luar Wuhan dan di tubuh orang-orang dari lokasi yang berbeda, variasi mutasinya jauh lebih cepat. Tipe B menjadi umum di China tetapi silent killer ganas di Eropa.

Inggris sebagian besar dibombardir dengan kasus tipe B, dengan tiga perempat sampel pengujian sebagai strain itu. Swiss, Jerman, Prancis, Belgia dan Belanda juga didominasi oleh tipe B. Variasi lain yang berbeda, tipe C, turunan dari tipe B, menyebar ke Eropa melalui Singapura, menyerang Italia.

Ini menunjukkan ia beradaptasi untuk mencoba bertahan dan mengatasi perlawanan di antara populasi-populasi lain, seperti orang Barat. Analisis data menunjukkan jenis virus yang asli mungkin telah beredar di China sejak September tahun lalu.

Kalau melihat karakter mutasi dan tipe yang menyerang dunia, hal ini bisa merupakan indikasi penyebaran virus baru dan bisa benar-benar bagian dari bio war (?). Para ahli-ahli virus pasti sudah memahami karakteristik imunitas dari ras China, Asia dan Kaukasus (Barat).

Bagaimana dengan rumpun Melayu? Rumpun melayu/malay jelas berbeda sendiri ras nya, China bukan, dan India juga bukan. Sementara untuk Thailand/Myanmar/Jepang/Korea lebih dekat ke ras China.

Temuan ini sangat menarik, bisa jadi korban yg positif di Indonesia memang tidak harus sama atau sebesar yang di overseas. Akan tetapi death rate Indonesia cukup tingggi (8,7%), walau secara jumlah tidak sangat besar. Penyebab kematian diantaranya karena di Indonesia masih banyak yang pola hidupnya kurang baik seperti perokok, terkena penyakit/penyakitan dan lansia. Data tanggal 12 April yg meninggal 43, total 373 jiwa.

Gubernur DKI, menjelaskan bahwa 60 persen korban yg meninggal di DKI adalah lansia. Meninggal bukan karena murni convid tetapi karena komplikasi, Convid hanya sebagai pemicu baik lansia yg imunitasnya rendah atau mereka yg memiliki pentakit penyerta.

Covid-19 Mulai Nyaman dengan Kekebalan Orang Indonesia?

Pray setuju dengan kabar gembira, lonjakan kasus sembuh dari para pasien covid-19. Pada Minggu 12 April,  kasus sembuh bertambah sebanyak 73 kasus. Capaian ini sangat besar dibandingkan sehari sebelumnya, pada 11 April 2020, kasus sembuh hanya bertambah 4 orang menjadi 286 kasus. Sehingga total pada Minggu (12/4) sudah ada 359 kasus sembuh. Sementara dengan belum ditemukan anti virus atau obat yang pasti, kekebalan seseorang yang terpapar menjafi kunci kesembuhan.

Di Jakarta dalam sehari ada 60 kasus sembuh. Secara komulatif di DKI ada 142 pasien sembuh, Jatim ada 68 kasus sembuh. Jabar, Jateng, dan Bali  masing-masing 19 orang sembuh. Ini bagian dari bukti bukankah demikian.

Menurut perkiraan, Virus yang beredar di Indonesia bisa dari lokasi terdekat yaitu tipe C (Singapura) atau tipe A. Tapi bukan tidak mungkin bisa juga tipe B seperti yg beredar di Wuhan, tetapi sangat ganas dan mematikan di Eropa, menelan korban puluhan ribu di Swiss, Jerman, Prancis, Belgia dan Belanda. Variasi lain yang berbeda, tipe C, turun dari tipe B dan menyebar ke Eropa melalui Singapura menyerang dan membabi buta di Italia.

Seperti dijelaskan diatas, tipe B ini ditemukan nyaman dalam sistem kekebalan tubuh orang-orang di Wuhan dan tidak perlu bermutasi untuk beradaptasi.
Sebuah pertanyaan apakah Virus yang mengontaminasi orang Indonesia ini kini mulai nyaman dalam sistem kekebalan tubuh orang-orang Indonesia ras Melayu? sehingga yang sembuh semskin banyak. Setelah 42 hari, nampaknya  baik tipe A, B atau C, yang manapun tidak perlu bermutasi untuk beradaptasi, sehingga tidak menggila. Mungkin ini yg perlu diteliti lebih lanjut oleh peneliti Indonesia.

Nah kini setelah terus ditekankan physical distancing, para lansia melakukan isolasi mandiri, mereka yang terkena adalah golongan lebih muda. Mereka yang muda dengan imunitasnya sendiri bisa mengatasinya dan sembuh, jumlah yang sembuh semakin banyak. Bukankah ini bukti konkrit? Cepat atau lambat serangan akan berhenti dan imunitas akan terbentuk.

Pray bukan ahli virus, tetapi mencoba menganalisis berdasarkan fakta-fakta yang berlaku. Kita berdoa semoga yang Pray sampaikan benar. Pray kurang sependapat adanya teori bom waktu, hitungan penduduk 270 juta yang terkontaminasi harusnya sekian juta. Kalau dengan teori diatas, mungkin akhir April atau awal Mei ini Puncak kurva tercapai dan kurva akan melandai.

Kalau memang benar demikian berarti Allah menyayangi bangsa Indonesia. Ujian dan cobaan selesai, Covid inshaAllah selesai sebelum Idul Fitri dan kita bisa salat Ied bersama, bisa bersilaturahmi pada 23 Mei 2020, memeluk keluarga kita. Mari kita berdoa bersama dgn tulus ikhlas saat berpuasa Ramadan, semoga ancaman Covid-19 selesai,  Aamiin,Ya Rabbal Alamin. Demikian analisis singkat. Salam hormat dan tabah untuk Presiden Jokowi. Smg bermanfaat, Pray Old Soldier

Jangan Takut,Tetap Tenang,Belajar Frequensi


Bukan main bagus dan pentingnya artikel ini; intinya : *kembali bersimpuh dihadapan YMK* semasih bisa, seblm terlambat 👍👍👍 - copas dari kiriman sobat lama yg besanan dgn Dr Pandu Murti.
--
INI ADA ARTIKEL BAGUS  DARI BESANKU (DOKTER PANDU MURTI SPESIALIS JANTUNG RS. PELNI DANs RS.PERSAHABATAN) 👍👍👍

Dari partikel terkecil atom sampai ke kosmos. Selama lebih kurang 30 thn, seorang Insinyur bernama Andre Simoneton telah melakukan penelitian dan mendapati bhw semua Virus bergetar dalam frekuensi rendah dibawah 5.000 angstrom.
Hukum semesta mengatakan bhw setiap benda akan menarik benda yg lain yg memiliki getarani frekuensi yg sama. Dr. David Hawkins telah memetakan getaran frekuensi yg dihasilkan oleh manusia ( bisa di Googling dgn kata kunci "Force and Power"). Getaran frekuensi rendah dihasilkan oleh perasaan spt takut, kuatir, sedih, panik, putus asa. Sedangkan getaran frekuensi TINGGI dihasilkan oleh perasaan spt gembira, sukacita, bersyukur, pencerahan dan cinta kasih.
Karena virus bergetar pd frekuensi rendah, maka virus akan mencari Inang yg sama dgn frekuensinya. Dalam hal ini rasa panik, takut, kuatir, sedih. Orang2 dgn getaran frekuensi ini akan dianggap sbg "rumah" bagi si virus.Sampai disini saya yakin bhw orang2 yg berhasil sembuh dr Corona adalah mereka2 yg selalu mengakses rasa damai, tenang, bersyukur dan bersuka cita.

Kalo kita bicara secara global maka akan didapati kenapa virus Corona ini bisa muncul dan menyebar subur di dunia ini. Alasannya adalah karena sebagian besar masyarakat dunia berada pd perasaan takut, kuatir, marah dan frustasi. Getaran frekuensi rasa ini ibarat tempat yg subur bagi perkembangan virus.

Kalo kita cermati di Kitab2 Suci, disitu selalu ada perintah utk senantiasa mengakses rasa di getaran frekuensi tinggi spt bersyukur, Tenang,bersukacita, berserah diri dan cinta kasih.

"Hati yg GEMBIRA adlah obat"
"Didalam KETENANGANmu lah terletak kekuatan mu"
"Jagalah HATImu dgn segala kewaspadaan Krn dari situ TERPANCAR kehidupan"

Akhirnya...tetaplah tenang, jangan mudah takut dan panik. Akseslah selalu perasaan senang, gembira dan bersyukur shg Imunitas kita semakin baik..

Sunday, April 12, 2020

Info Covid-19 POM di Medsos


Badan POM telah menerbitkan “Informatorium Obat Covid-19” yg berisi informasi obat-obat utama dalam pengobatan COVID-19 yg ditujukan kepada tenaga kesehatan serta dapat dimanfaatkan oleh pihak terkait.

Berikut link e-book Informatorium Obat COVID-19 :

https://bit.ly/InformatoriumObatCOVID19

Saturday, April 11, 2020

Jangan Ada Dusta Di Antara Kita


JANGAN ADA DUSTA DIANTARA KITA

dr. Hayati Salma (RSUD keraton Pekalongan)

"Apa? Jadi, pasien B positif?" Lunglai seluruh tubuhku, tak berdaya. Pasien B adalah pasien yang kutangani kemarin, kuperiksa dengan seksama segala cidera pada tubuhnya.

Tak kusangka ternyata dia positif Corona. Bisa dibayangkan kekacauan yang terjadi di ruang operasi saat ini.

Pasien B dilakukan operasi cito, artinya segera dikerjakan semua prosedur operasi untuk menyelamatkan nyawa. Namun, kebohongan keluarga membahayakan kami semua.

Sekuriti, perawat, dokter jaga, dokter spesialis, penata anestesi dan cleaning service semua menjadi ODP.

Mimpi buruk yang harus dihadapi, mengisolasi diri selama 14 hari. Segala ketakutan menjadi-jadi ketika teringat kondisi pasien waktu itu. Cidera kepala disertai patah tulang terbuka.

Pasien rujukan dari sebuah RS swasta itu datang disambut sekuriti dan perawat yang bertugas. Dengan sigap menahan tubuh pasien yang sedang gelisah akibat kecelakaan.

Darah berceceran walaupun sudah dihecting situasi akibat gerakan yang tidak terkontrol dari pasien.

Spalk yang terpasang tak tentu letaknya, bergeser dan turun dari posisi semula. Muntah dan meludah ke segala arah. Semua ikut membantu dengan APD standar yang biasa dikenakan, masker dan handscoon tanpa hazmat dan google.

Setelah difiksasi dan diberikan obat, pasien lebih terkontrol. Gangguan pada kepala sangat mempengaruhi tingkah laku, apalagi perdarahan di otak.

Pasien B termasuk pendiam, biasanya pasien dengan cidera kepala ada yang misuh-misuh dengan kata-kata kotor, ada juga yang mengaji. Pemandangan biasa disini, IGD.

Nyeri hebat pada kepala yang tidak tertahankan dan penurunan kesadaran sebuah perpaduan yang bisa membuat seseorang bertingkah laku diluar kendali.

Sebagai dokter jaga, kulakukan primary survey dan secondary survey agar tak terlewat kondisi pasien yang setengah sadar ini.

Dilakukan juga screening awal covid-19, hasilnya tidak ada kecurigaan ke arah sana.

Kupastikan lagi dengan memanggil istri pasien dan bertanya lagi: "Bapak kecelakaan dimana Bu? Naik apa? Dari luar kota tidak? Pekerjaan Bapak, apa? Ada keluarga yang baru pulang dari luar kota? Bapak batuk, demam sesak nafas tidak sebelum kecelakaan?" Daftar pertanyaan itu melintas kembali.

Semua disangkal, bukan ODP apalagi PDP.

Hasil lab dan rontgen dari RS rujukan kuterima. Tidak ada yang mencurigakan kecuali nilai limfosit yang turun drastis dan sedikit suram di kedua lapang paru.

Perdarahan dari patah tulang terbuka yang belum juga berhenti membuatku memutuskan konsultasi ke dr.spesialis orthopaedi.

"Debridement cito, segera hubungi tim IBS. Siapkan segera!" Advis yang kuterima sekaligus ku kerjakan secepatnya.

Alhamdulillah operasi berjalan lancar, kesadaran pasien mulai membaik. Semua senang namun kabar itu begitu mengejutkan. Hasil lab ulang dan Rontgen ulang menunjukkan pasien suspect PDP.

Keluarga kembali dipanggil dan dimohon kejujurannya. Istri pasien akhirnya mengaku bahwa adik pasien baru pulang dari Jakarta dan sempat bertemu dengan pasien beberapa kali sebelum kecelakaan terjadi.

Rapid test dilakukan, hasilnya membuat semua shock, positif! Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un. Kami berduka untuk pasien dan keluarganya, juga untuk kami petugas kesehatan dan tentu keluarga kami juga.

Karantina dilakukan bagi pasien dan petugas. Berpisah sementara pilihan terbaik saat ini. Disinilah kami saat ini berada, di sebuah guest house, lima belas orang, lima belas juga keluarga yang harus ditinggalkan.

Terpukul, stress, depresi, marah campur aduk jadi satu. Inilah jalan yang harus ditempuh. Mau tidak mau, Allah telah memilih kami menjadi salah satu dari pejuang melawan corona.

Di hari ke-5 karantina, seorang dokter anestesi mengeluh demam, batuk dan sesak nafas. Usianya memang yang paling tua diantara kami, 56th ditambah penyakit diabetes menjadikan beliau yang paling rentan.

Dokter A diperiksa dan diswab, dirawat di ruang isolasi. Keadaannya memburuk. Begitu yang ku dengar.

Keadaan ini tentu saja membuat kami bertambah stress, menangis bahkan ada yang tidak mau makan dan mengurung diri di kamar.

"Kita harus kuat, harus makan makanan bergizi, minum vitamin dan olahraga. Kita tingkatkan daya tahan tubuh kita. Kita lawan covid-19 bersama-sama. Sehat lahir dan bathin, itu yang kita perlukan." Semangat itu kukobarkan agar menular pada yang lain, tidak boleh pesimis. "Ada keluarga yang menanti di rumah," tambahku.

Optimis bisa melalui wabah ini dengan selamat dan berbahagia, kembali berkumpul bersama keluarga tercinta.

#Buat seluruh nakes diseluruh dunia, semoga lelahmu karena Allah mendapatkan balasan syurga.
#Buat yang gugur di medan juang ini, semoga husnul khotimah.
#Buat pasien dan keluarga, jangan ada dusta di antara kita.
#Buat masyarakat di luar sana, stay at home agar tak tertular atau menulari.
#Please jangan mudik.

Note :
Terimakasih Tulisannya dokter, semoga semuanya saling mengingat kan.
Maut tak ada yang bisa dihindari tapi usaha dengan kejujuran akan menyelamatkan banyak hal.

Friday, April 10, 2020

Alat Ventipator


PENGIRIMAN BANTUAN ALAT MEDIS TZU CHI INDONESIA KE TANAH AIR. Dukungan Tzu Chi Indonesia dalam penanganan wabah Corona di Indonesia terus berlanjut. Hari ini, Kamis, 9 April 2020, barang bantuan berupa peralatan medis dikirim dari Guang Zhou, Tiongkok dengan menggunakan pesawat pukul 19.20 (waktu setempat), dan diperkirakan akan tiba di Jakarta, besok, Jumat, 10 April 2020, jam 1 dinihari.

Selain APD (Alat Pelindung Diri), didalam paket bantuan ini juga terdapat  111 unit ventilator (alat bantu pernapasan). Saat ini ventilator merupakan salah satu alat yang sangat susah ditemukan karena menjadi rebutan semua negara, harganya juga terus melambung. Kami bersyukur ditengah kendala-kendala tersebut, Tzu Chi menjadi salah satu organisasi yang tercepat dalam pengadaan ventilator ke tanah air.

Ventilator sangat penting dalam upaya penanganan pasien Covid-19, karena penyakit ini menyerang paru-paru yang merupakan organ pernapasan terpenting. Dengan alat bantu pernapasan diharapkan pasien yang terjangkit virus Covid-19 bisa terselamatkan. Sebelumnya Tzu Chi telah menyalurkan 7 unit ventilator ke rumah sakit-rumah sakit rujukan di Jakarta.

Pelatan medis ini didatangkan Tzu Chi Indonesia dari Tiongkok berkat dukungan dari para pengusaha Indonesia yang bernaung di Kamar Dagang Indonesia (Kadin)  bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menggalang dana 500 miliar rupiah. Tentu juga ini berkat partisipasi relawan, donatur, dan masyarakat umum yang juga telah mendukung Tzu Chi Indonesia dalam menyediakan berbagai peralatan dan perlengkapan tim medis sebagai ujung tombak dalam penanganan wabah virus Corona di Indonesia.

#BersatuHati #tzuchi #tzuchiindonesia #sebarkankebaikan

Wednesday, April 8, 2020

Permohonan Dari Hati Terdalam


Berita Super Obat Untuk Covid-19


Kabar baik👍

 Palestina C-19🦠 tidak ada yang mati!  ✌

 Berita super ...
 Obat untuk virus C19  telah tercapai ⬇

 Informasi dari Negara islam Palestina :
 Virus tidak menyebabkan Kematian.

 [Resep sederhana]
 1. * lemon * 🍈
 2. * Teh * ☕

 Minumlah teh panas setelah dicampur
 Peran lemon dan soda panas:
 -Dapat segera membunuh virus
 -Dapat sepenuhnya menghilangkan virus dari tubuh🦠

 Dua bahan ini membuat sistem kekebalan tubuh menjadi bersifat basa:
 Karena ketika malam tiba,
 Sistem tubuh menjadi bersifat asam,
 Kemampuan defensif juga akan berkurang.

 Itu sebabnya orang Palestina santai saja dengan virus itu,di Palestina, semua orang minum segelas air panas dengan sedikit lemon di malam hari karena telah terbukti membunuh virus.

 Bagikan dengan keluarga dan teman Anda di seluruh dunia,
 dengan cara ini kita tidak akan terinfeksi virus.
[nasihatcanggih.blogspot.com]

Tuesday, April 7, 2020

Korona Dan Industri Pariwisata


*Korona dan Industri Pariwisata*

Kira kira pada bulan akhir ditahun 2019 saya pernah baca sebuah artikel berbahasa Inggris sewaktu menunggu transit di Cengkareng yang artinya kalau ndak salah ingat  begini,” Industri pariwisata dunia khususnya industri perhotelan di perkirakan akan tumbuh signifikan, sehingga hampir 1 dari 10 orang akan dipekerjakan oleh industri perhotelan dan industri pariwisata di tahun 2022”.

Sementara itu di sebuah artikel di harian Kompas di akhir Januari 2020, menyinggung masalah kemeriahan Indonesian Night di acara WEF, world economic forum di Davos, Swiss. Salah satu menteri yang memakai pakaian adat  Rote dalam sambutannya menyatakan keyakinan akan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Indonesia yang signifikan.

Mungkin hampir seluruh manusia yang hidup di muka bumi sekarang ini ‘terkaget-kaget’ dan tidak akan pernah menyangka dan menduga akan dampak KLB korona yang dasyat ini. Sehingga kejadian ini meruntuhkan semua hal, baik angka-angka ekonomi, prediksi pertumbuhan dan apapun semua perencanaan menjadi  seperti seonggok sapu, kaku diam  dan terpojokan.

Sewaktu korona masih bersifat endemi di Wuhan, China saya amati langkah pemerintah dengan sigap mengantisipasi dampak korona dengan menurunkan harga tiket pesawat, membebaskan pajak atas hotel dan restoran di 10 tujuan wisata utama selama tiga bulan dimulai dari 1 Maret 2020 dan lainnya.

Tapi apa lacur, kejadian dunia berubah sangat cepat, sehingga semula hanya bersifat local endemic, tiba-tiba mengglobal menjadi kejadian luar biasa yakni Pandemi korona dan telah mendistorsi semua tatanan kehidupan di planet bumi ini.

Semula stimulus diharapkan akan lebih menggairahkan sektor pariwisata dan ternyata gagal karena  virus korona mengharuskan social distancing, karantina sampai dengan lockdown di berbagai negara. Bagaimana sector pariwisata berjalan kalau tidak ada yang bisa datang?

*Recovery*
Selama ini pertumbuhan di sektor pariwisata itu tantangannya adalah masalah politik, keamanan, dan bencana alam. Namun sekarang tantangan yang luar biasa adalah masalah kesehatan. Untuk recovery di bidang Pariwisata kita sudah punya pengalaman soal politik dan keamanan sewaktu  bom Bali, bom Marriott dan kejadian gangguan keamanan lainnya.

Adapun bencana alam seperti gempa bumi dan gunung meletus, banjir dan lainnya kita sudah mengalami berkali kali. Semua kejadian ini setahu saya membutuhkan waktu pemulihan kira kira 6 bulan sampai 1 tahun

Terus bagaimana dengan tantangan kesehatan khususnya masalah korona ini? Dari berbagai artikel yang saya baca tidak ada satu pakar-pun di dunia ini yang memastikan wabah korona ini akan berakhir, semua hanya bersifat prediksi, prakiraan dan asumsi. Kalaupun semisal habis lebaran wabah korona ini akan berakhir, apakah kemudian dunia pariwisata akan langsung kembali normal, pulih seperti sediakala?

Bukan pesimis, tapi saya punya keyakinan bahwa kalau kejadian ini bila di gambarkan dalam sebuah grafik, maka akan menjadi grafik “U” (menurun, kemudian melandai untuk beberapa saat dan baru akan naik seiring waktu. Tapi semoga saya salah dan menjadi grafik “V” (memuncak terus turun tajam dan naik lagi tajam dalam tempo yang cepat). Untuk itu diperlukan kesabaran dan keikhlasan dan tetap waspada untuk menghadapinya

*Sinergi*

Kita adalah bagian dari warga dunia, apalagi sektor pariwisata, maka masing-masing individu dari seluruh makhuk yang bernama manusia di muka bumi bertanggung jawab atas  peperangan terhadap Covid 19 ini. Jangan berharap dunia pariwisata ini akan pulih seperti sediakala, sebelum covid 19 ini lenyap dari muka dunia.

Seberapa parah sebuah kejadian akan lebih mudah dihadapi apalabila kita bersinergi, baik dengan sesama elemen masyarakat, dengan pemerintah dan bahkan dengan seluruh negara dan penduduk di muka bumi ini.

Untuk itu diharapkan kesadaran semua lapisan masyarakat bahwa covid 19 adalah musuh bersama, lupakan perbedaan, satukan kekuatan, mari kita galang semangat juang, gotong-royong peduli sesama dengan mendukung kebijakan pemerintah itu kuncinya.
Jangan lupa memakai masker, social distancing, cuci tangan pakai sabun. Maturnuwun.

Wahyu I Widodo
Kasongan 06/04/2020
Dosen STP AMPTA Yogyakarta

Perhatikan Perbedaan Virus Corona,Bagikan Sekarang Juga


* Harap perhatikan perbedaannya *

 (1) batuk kering + bersin = polusi udara

  (2) batuk + lendir + bersin + pilek = pilek biasa

  (3) Batuk + lendir + bersin + pilek + sakit tubuh + kelemahan + demam ringan = flu

 (4) Batuk kering + bersin + nyeri tubuh + kelemahan + demam tinggi + kesulitan bernapas + hilangnya indra pengecap dan perasa=  coronavirus

 Departemen patologi AIIMS, Delhi

 Jadikan pesan ini tersedia untuk sebanyak mungkin orang!

Sunday, April 5, 2020

Penyembuhan Dengan Panas Pakai Masker

*dengar sampai habis penemuan dokter ini, sangat penting, sangat bermanfaat, menurut logika perkataannya memang benar Mari kita coba...*

https://youtu.be/eYD0rC-EWwM

Saturday, April 4, 2020

Covid-19 Akan Cepat Berakhir Di Indonesia

*Ada Lima (5) Alasan Covid-19 Akan Cepat Berakhir Di Indonesia.*
[lawancovid19.blogspot.com]

1.Indonesia terdiri dari beratus-ratus pulau.Di setiap pulau ditumbuhi oleh ribuan jenis pepohonan dan semak belukar.Dan semak belukar ini mengandung banyak antiseptik.Aroma daun,kembang, dan buahnya berterbangan kesegala arah ikut membantu mematikan virus yang paling besar dan kecil sekalipun.

2.Indonesia berada di belahan dunia yang memiliki iklim tropis dan banyak hujan dan angin.Saat angin berembus,virus berterbangan ke udara bebas.Virus yang tinggal di udara dimatikan sinar ultra violet matahari,dan virus yang hinggap di daunan mati sendiri pengaruh antiseptik daun.Pada saat hujan, virus di udara disapu bersih menyerap ke dalam tanah dan virus musnah di tanah.

3.Penduduk Indonesia dapat dikatakan hampir 95% senang memakan dengan lauk,sayur,daging yang dibumbui bermacam macam jenis.Kita lihat masakan Padang, semua masakan disertai dengan bermacam-macam bumbu.Di sana ada Jahe.Merica,Lengkuas,Sere,Bawang,Cabe,dan lain-lain semua dapat dikategorikan pembunuh kuman atau sejenis virus.Bukan rahasia lagi,semua negara lain sangat tertarik akan Indonesia karena Indonesia kaya akan bumbu. Hampir semua bumbu ini dapat membunuh kuman dan sering dijadikan obat mujarab berbagai macam penyakit.

4.Sebagian besar penduduk Indonesia yang tinggal di desa  bahkan yang sudah hijrah ke kota besar masih mengikuti kebiasaan hidup di desa,seperti pagi mimum kopi pait,minum jamu (berpuluh macam rasa) sore hari,merokok tembakau asli,mengunyah tembako plus gambir,kapur dan sirih.Hampir di setiap pasar tradisional ada banyak ditemukan tumbuhan tersebut,yang semuanya mengadung antiseptik yang mematian virus dan sejenisnya.

5.Secara psikologis orang Indonesia pemberani.Tidak takut mati.Sikap tenang,dan terlalu pecaya diri.Sisi negatifnya adalah sering terlalu menyepelekan himbauan bahaya.Tentu bukan itu yang dimaksud. Pemberani yang dimaksud di sini adalah,sikap menolak petaka,di dalam dirinya itu ada sifat ...aaah itu kecil,tidak apa-apa,aku lebih kuat,dan pada umumnya menghadapi pandemi yg tidak kelihatan ini,mereka lebih tenang dan terkesan santai...hal ini membuat anti body mereka aktif 100% untuk menyerang kuman yang masuk ke tubuh mereka.

Kesimpulan, kalau seandainya orang semakin sadar dan mengikuti himbauan pemerintah, untuk tinggal di rumah,social distance seraya makan makanan sehat,ditambah mengkonsumsi ramuan tradisional Indonesia dengan rutin ditambah olah raga yang cukup,dan panaskan badan di sinar pagi matahari pagi, virus akan cepat musnah dari sekitar kita.
Kalau semua kita menyadari hal tersebut seranya memanfaatkan kekayaan alam kita yang ada,sebelum akhir April 2020 penyebaran Covid-19 akan terus berkurang.Bahkan Covid-19 akan punah lebih cepat sebelum akhir April.Tetap waspada dan satu hal lagi, *rajin berdoa* untuk keselamatan pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia (jmg).
[lawancovid19.blogspot.com]

-----+--------------------+------------

Pendapat lain baca laporan di bawah ini:

*KABAR BAIK*

Diantara kabar kematian, orang jatuh sakit, kehilangan pekerjaan, dan ekonomi yang lesu, kita mencatat ada kabar baik. Ayo saling berbagi fakta-fakta positif untuk memelihara optimisme.

*Pandemi Diperkirakan Segera Berakhir*
Laporan Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD) menyebutkan, penyebaran Covid-19 di Indonesia diprediksi akan berakhir 23 Juni 2020, dengan kondisi 99% kasus selesai. Senada dengan hasil penelitian itu, Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengatakan, Presiden Jokowi meminta gugus tugas terus bekerja lebih keras, lebih patuh, lebih disiplin agar pada bulan Juni Covid-19 di Indonesia dapat diturunkan, sehingga di bulan Juli situasi diharapkan dapat normal kembali.

Sumber: https://m.detik.com/news/berita/d-4993162/kapan-virus-corona-di-indonesia-berakhir-ini-prediksinya

*Muncul Gerakan Solidaritas Bantu Warga*
Pandemi mendorong solidaritas masyarakat untuk saling bantu. Relawan Partai Solidaritas Indonesia di Jakarta terus bergerak setiap hari membantu rakyat yang terpaksa menggelandang karena tidak mampu lagi membayar uang kontrakan akibat dampak Corona. Relawan PSI membantu menyewakan rumah kecil bagi suami-istri, 3 balita dan satu bayi yang sebelumnya terlantar di trotoar. Ibu Yanti yang saat ditemukan sedang hamil dibawa ke bidan untuk diperiksa. Relawan PSI menyalurkan bantuan dari para donatur yang menyumbangkan kasur, susu, obat-obatan serta vitamin, agar keluarga Sang Ibu, serta janin yang dikandungnya bisa bertahan melewati masa sulit.

Sumber: https://kumparan.com/kumparannews/psi-sebut-tunawisma-di-jakarta-meningkat-imbas-corona-desak-pemprov-bertindak-1tHF3ASrkc7

*Sejumlah Negara Mulai Longgarkan Lockdown*
Seiring dengan penurunan laju infeksi dan kematian akibat Covid-19, sejumlah negara mulai melonggarkan kebijakan lockdown secara terbatas dengan membuka kembali sekolah, pabrik, dan bisnis. Di China dan Norwegia, misalnya, meski sudah memulai kembali aktivitas belajar, para murid dan guru tetap menjalani pemeriksaan suhu tubuh di gerbang sekolah. Mereka juga diwajibkan menggunakan masker, serta membawa kantong sampah, disinfektan dan hand sanitizer. Pelonggaran serupa juga diberlalukan di Selandia Baru, Jerman, dan beberapa negara lain. Namun demikian, mereka mewajibkan warga yang keluar rumah untuk tetap menjaga jarak, memakai masker, dan menerapkan standar kesehatan baru di ruang publik.

Sumber: https://kompas.id/baca/internasional/2020/04/28/laju-infeksi-melandai-karantina-mulai-longgar/

*Solidaritas Dunia untuk Indonesia*
Sepuluh negara, sembilan organisasi internasional, dan 70 organisasi nonpemerintah memberi bantuan bagi Indonesia untuk mengatasi Covid-19. Sebanyak 25,1 juta dollar bantuan AS telah terealisasi. Sembilan negara itu adalah China, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Vietnam, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Uni Emirat Arab, dan Rusia. Adapun bantuan dari organisasi internasional, yaitu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bank Pembangunan Asia (ADB), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Badan Program Pembangunan PBB (UNDP), Global Fund, dan Bank Pembangunan Islam (IDB). Bantuan ini adalah bagian dari gerakan solidaritas global mengatasi pandemi Covid-19.

Sumber: https://kompas.id/baca/humaniora/2020/04/27/bantuan-mengalir-untuk-indonesia/

Ayo sebar kabar positif. Catat hal-hal baik yang terjadi sekitarmu dan bantu sebarkan.

Pengaruh Cuaca Dan Iklim Terhadap Pandemi


*SIARAN PERS*

*KAJIAN Tim BMKG dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM*

*PENGARUH CUACA DAN IKLIM TERHADAP  PANDEMI*

https://www.bmkg.go.id/

Jakarta (3 April 2020). Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati membenarkan bahwa Tim BMKG yg diperkuat oleh 11 Doktor di Bidang Meteorologi , Klimatologi dan Matematika, serta didukung oleh Guru Besar dan Doktor di bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, telah melakukan Kajian berdasarkan analisis statistik, pemodelan matematis dan studi literatur tentang Pengaruh Cuaca dan Iklim dalam Penyebaran Covid-19.

Hasil kajian yg telah disampaikan kepada Presiden dan beberapa Kementerian terkait pada tanggal 26 Maret 2020 yang lalu ini, menunjukkan adanya indikasi pengaruh cuaca dan iklim dalam mendukung penyebaran wabah Covid-19, sebagaimana yg disampaikan dalam penelitian Araujo dan Naimi (2020), Chen et. al. (2020),
Luo et. al. (2020), Poirier et. al (2020), Sajadi et.al (2020), Tyrrell et. al (2020), dan Wang et. al. (2020), tulis Dwikorita melalui komunikasi online.

Hasil analisis Sajadi et. al. (2020) serta Araujo dan Naimi (2020) juga menunjukkan sebaran kasus Covid-19 pada saat outbreak gelombang pertama, berada pada zona iklim yang sama, yaitu pada posisi lintang tinggi wilayah subtropis dan temparate. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa negara-negara dengan lintang tinggi cenderung mempunyai kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tropis.

Penelitian Chen et. al. (2020) dan Sajadi et. al. (2020) menyatakan  bahwa kondisi udara ideal untuk virus corona adalah temperatur sekitar 8 - 10 °C dan kelembapan 60-90%. Artinya dalam lingkungan terbuka yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi merupakan kondisi llingkungan yang kurang ideal untuk penyebaran kasus Covid-19.  Para peneliti itu menyimpulkan bahwa kombinasi dari temperatur, kelembapan relatif cukup memiliki pengaruh dalam penyebaran transmisi COVID-19. Selanjutnya penelitian oleh Bannister-Tyrrell et. al. (2020) juga menemukan adanya korelasi negatif antara temperatur (di atas 1 °C) dengan jumlah dugaan kasus COVID-19 per-hari. Mereka menunjukkan bahwa bahwa COVID-19 mempunyai penyebaran yang optimum pada suhu yang sangat rendah (1 – 9 °C). Artinya semakin tinggi temperatur, maka kemungkinan adanya kasus COVID-19 harian akan semakin rendah. Lebih lanjut Wang et. al. (2020) menjelaskan pula bahwa serupa dengan virus influenza, virus Corona ini cenderung lebih stabil dalam lingkungan suhu udara dingin dan kering.  Kondisi udara dingin dan kering tersebut dapat juga melemahkan "host immunity" seseorang, dan mengakibatkan orang tersebut lebih rentan terhadap virus sebagaimana yg dituliskan dalam studi Wang et al. (2020) tersebut. Demikian pula Araujo dan Naimi (2020) memprediksi dengan model matematis yang memasukkan kondisi demografi manusia dan mobilitasnya, mereka menyimpulkan bahwa iklim tropis dapat membantu menghambat penyebaran virus tersebut. Mereka juga menjelaskan lebih lanjut bahwa terhambatnya penyebaran virus dikarenakan kondisi iklim tropis dapat membuat virus lebih cepat menjadi tidak stabil, sehingga  penularan virus Corona dari orang ke orang melalui lingkungan iklim tropis cenderung terhambat, dan akhirnya kapasitas peningkatan kasus terinfeksi untuk menjadi pandemik juga akan terhambat.

Kajian oleh Tim Gabungan BMKG-UGM ini menjelaskan bahwa  analisis statistik dan hasil pemodelan matematis di beberapa penelilitian di atas  mengindikasikan bahwa cuaca dan iklim merupakan faktor pendukung untuk kasus wabah ini berkembang pada outbreak yg pertama di negara atau wilayah dengan lintang linggi, tapi bukan faktor penentu jumlah kasus, terutama setelah outbreak gelombang yang ke dua. Meningkatnya kasus pada gelombang ke dua saat ini di Indonesia tampaknya lebih kuat dipengaruhi oleh pengaruh pergerakan atau mobilitas manusia dan interaksi sosial.
Disampaikan pula bahwa kondisi cuaca/iklim serta kondisi geografi kepulauan di Indonesia, sebenarnya relatif lebih rendah risikonya untuk berkembangnya wabah COVID-19. Namun fakta menunjukkan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia sejak awal bulan Maret 2020. Indonesia yang juga terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan suhu rata-rata berkisar antara 27- 30 derajat celcius dan kelembapan udara berkisar antara 70 - 95%, dari kajian literatur sebenarnya merupakan lingkungan yang cenderung tidak ideal untuk outbreak COVID-19. Namun demikian fakta menunjukkan bahwa kasus Gelombang ke-2 COVID-19 telah menyebar di Indonesia sejak awal Maret 2020 yang lalu. Hal tersebut diduga akibat faktor mobilitas manusia dan interaksi sosial yang lebih kuat berpengaruh, daripada faktor cuaca dalam penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia.

Akhirnya laporan Tim BMKG-UGM merekomendasikan berdasarkan fakta dan kajian terhadap beberapa penelitian sebelumnya,  bahwa apabila mobilitas penduduk dan interaksi sosial ini benar-benar dapat dibatasi, disertai dengan intervensi kesehatan masyarakat (Luo et. al. 2020 dan Poirier et. al., 2020), maka faktor suhu dan kelembapan udara dapat menjadi faktor pendukung dalam memitigasi atau mengurangi risiko penyebaran wabah tersebut.

Selain itu perlu diwaspadai pula bahwa memasuki bulan April s/d Mei ini, sebagian besar wilayah Indonesia memasuki pergantian musim, yang sering ditandai dengan merebaknya wabah Demam Berdarah.

Jadi secara umum hasil kajian Tim BMKG dan UGM ini juga sangat merekomendasikan kepada masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh, dengan memanfaatkan kondisi cuaca untuk beraktivitas atau berolahraga pada jam yang tepat, terutama di bulan April hingga puncak musim kemarau di bulan Agustus nanti, yang diprediksi akan mencapai suhu rata - rata berkisar antara 28 derajat Celcius hingga 32 derajat Celcius dan kelembapan udara berkisar antara 60% s/d 80%, serta tentunya dengan lebih ketat menerapkan "Physical Distancing" dan pembatasan mobilitas orang ataupun dengan "Tinggal di Rumah", disertai intervensi kesehatan masyarakat, sebagai upaya untuk memitigasi atau mengurangi penyebaran wabah Covid-19 secara lebih efektif. Karena cuaca yang sebenarnya menguntungkan ini, tidak akan berarti optimal tanpa penerapan seluruh upaya tersebut dengan lebih maksimal dan efektif.

*Bagian Hubungan Masyarakat*
*Biro Hukum dan Organisasi*
Instagram: @InfoBMKG
Twitter: @InfoBMKG
Facebook: InfoBMKG
YouTube: InfoBMKG
#PeringatanDiniCuaca
#BMKG

[18:56, 4/4/2020] Wahyu I Widodo:
Dari uraian diatas maka saya nukilkan beberapa pernyataan bmkg

1. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa negara-negara dengan lintang tinggi cenderung mempunyai kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tropis.

2. kondisi iklim tropis dapat membuat virus lebih cepat menjadi tidak stabil, sehingga  penularan virus Corona dari orang ke orang melalui lingkungan iklim tropis cenderung terhambat, dan akhirnya kapasitas peningkatan kasus terinfeksi untuk menjadi pandemik juga akan terhambat.

3. Meningkatnya kasus pada gelombang ke dua saat ini di Indonesia tampaknya lebih kuat dipengaruhi oleh pengaruh pergerakan atau mobilitas manusia dan interaksi sosial.

4. apabila mobilitas penduduk dan interaksi sosial ini benar-benar dapat dibatasi, disertai dengan intervensi kesehatan masyarakat , maka faktor suhu dan kelembaban udara dapat menjadi faktor pendukung dalam memitigasi atau mengurangi risiko penyebaran wabah tersebut.

Saya juga tengarai bahwa faktor imunitas menjadi salah satu faktor yg sangat penting. Untuk itu keep distance,  tetap optimis jangan lupa bahagia. 😄

Thursday, April 2, 2020

Perangi Covid-19 Bersama Qlue BTP


SELAMAT BERPERANG HOK !

Aplikasi Qlue tiba-tiba menyeruak ke permukaan. Aplikasi yang pernah sangat populer dan efektif di jaman Ahok.

Di masa kekuasaan Ahok, berbagai masalah warga Jakarta seperti jalan rusak, selokan mampet, hingga tumpukan sampah dst - bisa dibereskan dengan efektif berkat aplikasi ini.

Warga happy !

Datangnya Anies membuat aplikasi ini menghilang. Berantakan.

Namun kini Ahok kembali menghadirkan Qlue melalui akun twitternya. Sebagai platform untuk ikut memerangi Corona.

Kali ini Qlue bekerja sama dengan Kementerian BUMN dan BNPB, sekaligus mengaktifkan kembali program Jakarta Smart City, Indonesia Bergerak dan Indonesia Berubah.

Ahok ikut berperang dengan caranya sendiri.

"Mari kita install kembali aplikasi Qlue dan kita akan melaporkan segala hal, terutama yang menyangkut penanganan Covid-19 di Jakarta sebagai episentrum Covid-19 di Indonesia," ujar Ahok.

Melalui aplikasi ini, pengguna dapat melaporkan permasalahan terkait Covid-19. Mulai dari ini kerumunan warga, kelangkaan alat medis, orang suspect Covid-19, dan rumah sakit yang penuh.

Semua laporan tersebut akan masuk ke dalam peta indonesiabergerak.com.

Ahok, salah satu lelaki rajawali itu telah turun gunung. Semoga Corona bisa segera kita libas.

Selamat berperang Hok !

Hy : HT

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1077845235914333&id=100010665992680
[lawancovid19.blogspot.com]

Wednesday, April 1, 2020


Terlampir sepucuk surat DOKTER dari garda terdepan yang ditujukan kepada seluruh masyarakat indonesia khususnya DKI JAKARTA


Mari kita simak!

Bagi yang ada di grup agar segera disebarkan,
Supaya semua orang tahu!

"Saya adalah seorang dokter garda depan melawan wabah.
Sejak timbulnya wabah, kami semua tenaga medis menghadapinya sebagai peperangan tanpa asap senapan, dan tanpa ragu kami bergabung ke dalam medan perang pertahanan melawan wabah.

Kami menganggap diri kami adalah prajurit, yang berkewajiban maju ke depan, dengan darah dan daging melawan wabah penyakit, merebut nyawa seseorang dari cengkraman malaikat maut.

Namun sebenarnya kami juga hanyalah manusia dan bukan malaikat.

Di area isolasi penyakit yang paling berbahaya, pakaian pelindung yang kami pakai harus betul-betul sangat tebal dan ketat, dengan demikian baru bisa menjamin keselamatan hidup kami.

Masker harus pakai 2 lapis, Pembungkus Sepatu (shoe cover) pakai 2 lapis,

Sarung tangan pakai 5 lapis, di bagian luar kaca mata pelindung masih harus pasang masker pelindung.

Setiap 5 jam sebagai 1 shift. Setelah memakai pakaian pelindung, kami tidak bisa makan, minum atau ke toilet.

Dengan mengenakan pakaian isolasi yang rapat tidak tembus udara dan kaca mata pelindung, seluruh team bekerja keras dalam perjuangan, semua orang merasakan keterbatasan fisik.

Ketika kami melepaskan pakaian pelindung, pakaian di dalam kami basah kuyub seluruhnya. Pada bagian wajah kami juga timbul garis-garis guratan bekas kaca mata pelindung.

Ada dokter yang sudah teramat capek, badannya sudah hampir ambruk, setelah masuk daerah penyangga dan minum seteguk air, kembali masuk ke area isolasi untuk melanjutkan bekerja.

Ada juga dokter yang jari tangannya terluka, setelah dibungkus rapat dengan kantong plastik kembali ke tempat berjuang di garda depan.

Kami juga punya orang tua, kami juga punya anak dan keluarga. Kami tidak memikirkan keselamatan diri kami, tidak memikirkan apakah diri sendiri hidup atau mati, demi merebut nyawa manusia dari malaikat maut, semuanya adalah agar bisa memenangkan peperangan ini. Supaya keluarga kita, dan saudara semua bisa melepaskan masker dan menghirup udara segar!

Teman-teman semua, mohon kalian bekerja sama dengan negara, bekerja sama dengan kami, dengan kesadaran sendiri mengisolasi diri, jangan keluar rumah dan melakukan pembatasan diri yang tentu tidak menyenangkan, bolehkah?

Sehingga kita layak terhadap pengorbanan para tenaga medis. Jangan sia-siakan air mata kami.

Kamu pikir keluar rumah sebentar tidak masalah, dia juga pikir keluar rumah sebentar tidak masalah.

Besok semua orang pada keluar rumah semua, maka peperangan ini akan mengalami kemunduran ke belakang lagi.

Bila satu orang, dua orang, tiga orang .... hanya memikirkan dan mementingkan kesenangan diri sendiri, maka semua perjuangan sebelumnya dalam peperangan ini akan menjadi sia-sia.

Oleh sebab itu,
Maka mohon semuanya agar bisa bekerja sama, untuk tidak keluar rumah!

Jagalah pikiran dan perasaan dengan baik.
Rumah yang menurut kalian adalah tempat yang membosankan, bagi kami para tenaga medis dan petugas yang berjuang di garda depan melawan wabah, adalah tempat yang kami ingin pulang pun tidak bisa pulang.

Masa yang sulit ini apakah bisa segera terlewati, tidak hanya tergantung pada para tenaga medis, melainkan juga mengandalkan kita setiap orang.

Asalkan kita semua tidak keluar rumah, maka kita bisa memusnahkan wabah ini!
Mencegah dan mengendalikan wabah adalah tanggung jawab setiap orang!

Tolong pergunakan waktu sedetik untuk membagikan ke semua grup yang anda bergabung.

Saat ini virus sedang mengamuk, semua petugas medis di garda depan berusaha mencegah dan mengendalikan wabah, dengan mendahulukan keselamatan orang banyak di atas keselamatan mereka sendiri, maju terus di tengah kesulitan dalam melawan virus.

Terima kasih mereka telah membangun pertahanan pengaman untuk semua orang.

Ada seberapa grup, bagikanlah ke semua grup tersebut. Supaya mereka tahu, hati semua orang bersama mereka, bersama-sama mendukung mereka.

Semua mahluk memulihkan hidupnya, kita pasti juga bisa berangsur-angsur pulih, pasti akan membaik kembali.

#savedokter
#savetenagakesehatan
#savesemuatenagamedisdannonmedisygbekerjadirumahsakit
#staysafeandhealth

Tags

Akan Berakhir (2) Analisa Politik (1) Anti Body (3) Aprisiasi (1) Arti Istilah (1) Arti Kata (1) Arti Lockdown (1) Artikel Persatuan (1) Artikel Virus (2) Atasi Masalah (2) Bawang Merah (1) Berita Baik (3) Berita Kepresidenan (1) Bersama Qlue (1) Biaya Covid19 (1) Breaking News (1) Cairan Panas (1) Chloroquin Mantab (1) Ciri2 Covid-19 (2) Dampak Pariwisata (1) Daun Sirih (1) Denny Siregar (1) Edukasi Covid-19 (1) Fungsi Masker (1) Gejala Corona (1) Gotong Royong (1) Hangat Lemon (1) Happy Hypoxia (1) Hati2 Makan Obat (2) Hindari Pencemaran (2) Ibufropen (1) Info Covid-19 (8) Info Virus (1) Jenis Batuk (1) Jika Tertular Covid19 (1) Kabar Baik (1) Kehidupan Berharga (1) Kerongkongan Lembabkan (1) Kesaksian (2) Kesatuan Yg Berbeda (1) Kesehatan (2) Kisah Nyata (3) Kisah Nyata Kena Covid19 (1) Korban Covid-19 (2) Kurangi Resiko (1) Langkah Pencegahan (1) Lawan Covid-19 (21) Lawan Virus (11) Medsos Covid-19 (1) Menangkal Penularan (1) Mengura (1) Mengurangi Resiko (1) Minum Terus (1) Motivator (1) Mudah Murah (1) Nasihat Ini OK (1) New Normal (1) ngi Resiko (1) Obat Virus (1) Obat Yang Benar (1) Pandemi (1) Patuhi Protokol Kesehatan (1) Penanganan Virus (1) Penangkal Virus (1) Pencegahan (1) Pencegahan Bersama (3) Pencegahan Covid19 (1) Pencegahan Virus (3) Pendusta (1) Pengamat Politik (1) Penggunaan Masker (1) Penularan Tanpa Sengaja (1) Penularan Virus (1) Penyebaran Virus (1) Perawatan Covid (1) Peringatan Pertama (1) Rapid Test (1) Relawan Test Covid-19 (1) RS Rujukan (1) Rujukan Covid19 (1) Sebarkan (1) Semakin Ganas (1) Sembuh Total (1) Sementara (1) Serba Serbi (1) Sering Minum (1) Sharing Pengalaman (1) Surat Terbuka (3) Susah Dibilangin (1) Tanda Terineksi Virus (1) Tanda2 Terpapar Covid (1) Tanpa Gejala (1) Tes Massal (1) Test Covid-19 (1) Testimoni (2) Tidak Ada Mustahil (1) Tindakan Pencegahan (1) Tingkatkan Kekebalan (1) Tolong Menolong (1) UUDarurat Covid-19 (1) Vaksin (1) Ventilator (1) Viral Load (1) Virus Dan Negara (1) Wabah Covid-19 (5) Wajib Diketahui (1) Wakil Rakyat (1) Waspada Selalu (2)