Latest News

Showing posts with label Tanpa Gejala. Show all posts
Showing posts with label Tanpa Gejala. Show all posts

Tuesday, August 25, 2020

Warganya Meninggal karena Covid-19, Alami "Happy Hypoxia"

Warganya Meninggal karena Covid-19, Alami "Happy Hypoxia", Bupati Banyumas: Orangnya Kelihatan Gembira, Tak Batuk Pilek

Di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tiga orang pasien Covid-19 mengalami happy hypoxia.

Tiga pasien di Banyumas itu kemudian meninggal dunia meski tak merasakan gejala seperti pada umumnya.

Walaupun terlihat tanpa gejala, namun sebenarnya terjadi gangguan pada kadar oksiden dalam darah.

"Orangnya kelihatannya gembira saja, enggak ada batuk, pilek, panas tetapi saturasi oksigen yang ada di dalam darah lama-lama turun," kata Bupati Banyumas Achmad Husein.

Usai mengetahui penderita Covid-19 bisa mengalami sindrom happy hypoxia, Husein segera berkomunikasi dan meminta penjelasan pada dokter paru-paru.

Menurut Husein, happy hypoxia merupakan gejala baru.

Meski penderita tak merasakan gejala namun kadar oksigennya tak normal. Lama-kelamaan orang yang bersangkutan bisa tak sadarkan diri tiba-tiba.

Husein mengatakan, saturasi oksigen yang normal di atas angka 90 persen.

"Ini (orang yang mengalami happy hypoxia) turun di bawah 90, turun, turun, turun 80, sampai kemudian 75. Kalau sudah begitu (orangnya) langsung ngos-ngosan dan tidak sadarkan diri," jelas Husein.

Minta masyarakat memahami dan berhati-hati.

Lantaran tak menunjukkan gejala namun tubuh bisa roboh secara tiba-tiba, Husein meminta warga mengetahui perihal happy hypoxia ini.

"Jadi orang yang kelihatannya sehat-sehat saja tapi kalau saturasi oksigen semakin lama semakin turun, ini indikasi, harus diperhatikan," kata dia.

Ia meminta warganya mengetahui gejala ini agar tidak terjadi penularan dan korban yang lebih banyak.

Sebab, tercatat tiga orang pasien Covid-19 yang meninggal di wilayahnya mengalami happy hypoxia.

Penjelasan dokter

Melansir Kompas.com pada 12 Agustus 2020, happy hypoxia syndrome memang bisa ditemukan pada pasien positif Covid-19.

Hal itu dikemukakan oleh dokter spesialis paru yang sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Agus Dwi Susanto.

Agus mengatakan, kadar oksigen normal di dalam tubuh adalah 94 persen. Namun orang yang mengalami happy hypoxia memiliki kadar oksigen rendah.

"Darah yang kurang oleh oksigen ini kan nantinya akan masuk ke jantung dan didistribusikan ke seluruh tubuh, akibatnya jaringan-jaringan dan organ tubuh yang lain ikut mengalami kekurangan oksigen, yang disebut sebagai hypoxia," kata Agus.

Memang, orang yang mengalami masalah ini terlihat normal. Ia juga mengakui telah menangani beberapa kasus pasien Covid-19 yang mengalami happy hypoxia.

Meski tampak tak memiliki keluhan, kemungkinan terburuk adalah kematian mendadak.

"Jadi mungkin di awal-awal pasien itu akan kelihatan biasa-biasa saja, tapi kalau dia terjadi happy hipoksia dalam waktu lama dan tidak diberikan terapi oksigen, maka dia akan tiba-tiba terjadi, istilahnya kematian mendadak," kata Agus.

🌹🌺🌻🌼🌻🌺🌹

Klik untuk baca: http://kmp.im/AGAVWx
==================

Berdamai dengan Covid?
Oleh: Bang Willy

Kata berdamai, akhir- akhir menjadi sebuah istilah yg kotraproduktif krn disandingkan dengan situasi pandemi. Banyak yg kemudian mempertanyakan, virus kok diajak damai? Apakah memang integritas kita sebagai manusia kalah bersaing dengan jasad renik ini? Jika berpikir kalah atau menang, terkesan kita terlempar dlm situasi perang. Ya, itu terbukti! Sejak awal wabah, istilah ini yg muncul: perang, lawan, fight, dst. Siapa yg kita perangi? Sejalan waktu, kita merasa bahwa yg kita perangi tidak kelihatan, namun menakutkan dan menghancurkan semua sektor kehidupan. Kesannya, kita kemudian memilih menyerah dan berdamai.

Menyerah dan berdamai tidak bgt sj diterjemahkan secara harafiah. Menyerah bukan berarti kalah. Berdamai bukan berarti melupakan. Kata menyerah perlu ditafsirkan kembali secara baru, yaitu kerelaan utk menerima (acceptance) ketidaknormalan sebagai sebuah kenormalan baru. Sebuah kemungkinan pola rutinitas yg selama ini dianggap tidak mungkin menjadi sangat mungkin sebagai habitus baru.  Pandemi pada akhirnya bukan lagi dihadapi dengan mengutuk atau bahkan nyinyir melainkan sebuah disiplin baru.

Kata berdamai dalam situasi pandemi saat ini harus diyakini sebagai salah satu pilihan produktif baik secara konseptual maupun praksis. Artinya, pandemi tidak serta merta merampas semua kerangka emosi yang kita miliki. Kita harus cerdas untuk melatih diri menginterpretasi setiap emosi dan opini. Konsekuensinya, pandemi covid-19 mungkin diterima sebagai sebuah fakta irasional di hadapan emosi yg hrs disikapi secara rasional.

Sepenggal kalimat Zizek ini mungkin bisa menyadarkan kita, "tak peduli seberapa hebat bangunan spiritual yg kita bangun, ...virus dapat mengakhiri semuanya...secara tak sadar kita berkontribusi pada kiamat...." Salah satu fakta yg sungguh memalukan adalah mereka yg secara terbuka meremehkan epidemi sambil melindungi diri dengan segala atribut demi euforia dangkal menyambut sebuah perayaan.

Menyerah dan berdamai sungguh bisa diwujudkan dengan solidaritas dan kooperasi. Bukan menyangkal supremasi tubuh (baca: kesehatan) dengan apapun yg Anda gunakan utuk menutupi tubuh itu sendiri. Apa yg menutupi tubuh Anda tidak jauh lbh penting dari tubuh itu sendiri.

# Salam Satu Tubuh demi Kebaikan Bersama



Tags

Akan Berakhir (2) Analisa Politik (1) Anti Body (3) Aprisiasi (1) Arti Istilah (1) Arti Kata (1) Arti Lockdown (1) Artikel Persatuan (1) Artikel Virus (2) Atasi Masalah (2) Bawang Merah (1) Berita Baik (3) Berita Kepresidenan (1) Bersama Qlue (1) Biaya Covid19 (1) Breaking News (1) Cairan Panas (1) Chloroquin Mantab (1) Ciri2 Covid-19 (2) Dampak Pariwisata (1) Daun Sirih (1) Denny Siregar (1) Edukasi Covid-19 (1) Fungsi Masker (1) Gejala Corona (1) Gotong Royong (1) Hangat Lemon (1) Happy Hypoxia (1) Hati2 Makan Obat (2) Hindari Pencemaran (2) Ibufropen (1) Info Covid-19 (8) Info Virus (1) Jenis Batuk (1) Jika Tertular Covid19 (1) Kabar Baik (1) Kehidupan Berharga (1) Kerongkongan Lembabkan (1) Kesaksian (2) Kesatuan Yg Berbeda (1) Kesehatan (2) Kisah Nyata (3) Kisah Nyata Kena Covid19 (1) Korban Covid-19 (2) Kurangi Resiko (1) Langkah Pencegahan (1) Lawan Covid-19 (21) Lawan Virus (11) Medsos Covid-19 (1) Menangkal Penularan (1) Mengura (1) Mengurangi Resiko (1) Minum Terus (1) Motivator (1) Mudah Murah (1) Nasihat Ini OK (1) New Normal (1) ngi Resiko (1) Obat Virus (1) Obat Yang Benar (1) Pandemi (1) Patuhi Protokol Kesehatan (1) Penanganan Virus (1) Penangkal Virus (1) Pencegahan (1) Pencegahan Bersama (3) Pencegahan Covid19 (1) Pencegahan Virus (3) Pendusta (1) Pengamat Politik (1) Penggunaan Masker (1) Penularan Tanpa Sengaja (1) Penularan Virus (1) Penyebaran Virus (1) Perawatan Covid (1) Peringatan Pertama (1) Rapid Test (1) Relawan Test Covid-19 (1) RS Rujukan (1) Rujukan Covid19 (1) Sebarkan (1) Semakin Ganas (1) Sembuh Total (1) Sementara (1) Serba Serbi (1) Sering Minum (1) Sharing Pengalaman (1) Surat Terbuka (3) Susah Dibilangin (1) Tanda Terineksi Virus (1) Tanda2 Terpapar Covid (1) Tanpa Gejala (1) Tes Massal (1) Test Covid-19 (1) Testimoni (2) Tidak Ada Mustahil (1) Tindakan Pencegahan (1) Tingkatkan Kekebalan (1) Tolong Menolong (1) UUDarurat Covid-19 (1) Vaksin (1) Ventilator (1) Viral Load (1) Virus Dan Negara (1) Wabah Covid-19 (5) Wajib Diketahui (1) Wakil Rakyat (1) Waspada Selalu (2)