Latest News

Thursday, April 8, 2021

MULTI-PURPOSE PROTECTION BERNAMA VAKSIN

 

*MULTI-PURPOSE PROTECTION BERNAMA VAKSIN*

Ada teman bertanya, “ Keluarga saya sudah dapat vaksin Covid-19 dua dosis lengkap. Tapi kok tiga hari lalu dia terkena Covid lagi?”. 

Ada juga yang bingung, “ Saya sudah vaksin dua dosis, tetapi kok antibodi saya rendah ya?”. 

Pertanyaan seperti begini berseliweran dimasyarakat. Dan dengan mudah masyarakat dapat membangun opini : vaksin itu useles…, gak berguna !

Mungkin masyarakat belum aware bahwa respon vaksin bisa berbeda dari satu orang ke orang lain. Tergantung banyak faktor; ya usia, komorbiditas, daya tahan tubuh, status gizi dan sebagainya. Karena itu, tidak semua orang akan memperoleh outcomes yang sama meskipun diberi vaksin sama. Bahkan ada orang yang responnya terhadap vaksin sangat lambat (slow responders) atau bahkan tidak ada sama sekali (non-responder). Jadi kalau ada segelintir orang yang tubuhnya kurang respon terhadap vaksin, ya wajarlah. Vaksin kan keampuhannya tidak ada yang 100%. Namun yakinlah, jumlah yang kurang respon begini tidak banyak. Dalam bahasa statistik, ini mungkin masuk kategori outliar.

Terlepas dari rasional diatas, masyarakat juga perlu aware bahwa manfaat vaksin itu sejatinya banyak. 

Vaksin mencegah orang terinfeksi penyakit Covid. Kalaupun beberapa orang terinfeksi, maka infeksi ini tidak menimbulkan keluhan berat. Kalaupun keluhannya berat, kemungkinan masuk rumah sakit dan dirawat di ICU menjadi berkurang. Kalaupun masuk ICU, risikonya meninggal lebih rendah dibanding orang tidak divaksin. Artinya, vaksin ini bekerja pada setiap tahap dalam perjalanan penyakit Covid-19; mulai dari infeksi sampai kematian. Jadi bukan one-purpose tok. 
Vaksin adalah multi-purpose solution; semua tahap disasar.

Kalau enggak yakin, coba simak hasil studi Clalit Research Institute in Tel Aviv dan the Ben Gurion University of the Negev in Be’er Sheva, Israel. 

Dalam studi beberapa bulan, didapatkan bahwa:
 
*- dosis pertama vaksin mengurangi-mengurangi risiko terinfeksi Covid sebesar 46%, risiko mengalami keluhan berat 57%, risiko masuk rumah sakit 74%, risiko dirawat di ICU 62% dan risiko kematian 72%.

-dosis kedua efeknya lebih tinggi lagi. Menurunkan risiko terinfeksi Covid 92%, risiko keluhan berat 94%, risiko masuk rumah sakit 87%, risiko masuk ICU 92% dan risiko kematian melebihi 90%. 

Jelas, bahwa vaksin ini bukan hanya mencegah terinfeksi, tetapi meminimalkan keluhan, derajat, perawatan rumah sakit dan kematian.

Jadi kalau sudah mendapat vaksin dan masih terkena Covid, jangan lantas menuduh vaksin gak bermanfaat.

Pasca vaksinasi, mungkin saja segelintir orang dapat terkena Covid. Tetapi tingkat dan derajat penyakitnya tidak akan berat dan risiko masuk rumah sakit atau ICU rendah. Kalau kita paham hal ini, kita enggak akan mudah suuzhon terhadap vaksin.

Terus, kok ada orang divaksin tapi antibodi nya rendah? Tadi udah disebutkan bahwa respon setiap orang berbeda terhadap vaksin, tergantung usia, status kesehatan dan daya tahan tubuh komorbiditas dan sebagainya.

Jadi jangan membandingkan level antibodi pasca vaksin dengan orang lain. Plus, jangan lupa bahwa respon imun itu bevariasi dan bukan hanya berupa pembentukan neutralizing antibodi yang biasa di cek pada laboratorium. 

Respon imun mencakup juga pengaktifan makrofag, dendritic cell, non-neutralizing antibody, protective T cell dan berbagai komponen lain. Sayangnya, komponen-komponen ini tidak umum dicek pada laboratorium biasa. Artinya, kalaupun level antibodi rendah, boleh jadi level komponen lain cukup atau bahkan tinggi. Dan tiap komponen ini tentu saja bermanfaat dalam memproteksi dari Covid-19.

Center for Disease and Prevention (CDC) sendiri tidak menganjurkan tes antibodi pasca vaksin. Bukan hanya tidak perlu tetapi juga tidak reliabel, kata mereka. Apalagi tiap laboratorium memiliki standar pemeriksaan berbeda dengan tingkat sensitivitas dan spesifitas yang juga berbeda. WHO sendiri saat ini belum dapat menentukan berapa level respon immun yang dapat dijadikan standar untuk menyebut seseorang telah terproteksi penuh dari Covid atau ‘Covid risk free’.

Jadi, setelah vaksin, take it easy dan lakukan aktivitas biasa tanpa merasa over-confident atau merasa low-confident. Tidak dianjurkan pula grasa-grusu cek antibodi. Yang paling penting, tetap memenuhi standard precautions : jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan. Terapkan multi-layer protection. Jangan merasa menjadi ‘superman terhadap Covid’. Apalagi taruhan Covid ini gak main-main, yaitu kehidupan kita.
 
Yang LEBIH PENTING adalah dengan kita telah melakukan vaksinasi maka kita telah BERIKHTIAR agar tubuh kita melawan Covid 19. 

Soal apakah kita akan meninggal karena Covid 19 itu adalah takdir Allah SWT tetapi urusan berikhtiar dan berdoa adalah urusan KITA.

Sunday, January 31, 2021

Edukasi tentang COVID-19 oleh dr. Ronald Irwanto Natadidjaja

*Edukasi tentang COVID-19 oleh dr. Ronald Irwanto Natadidjaja*
Kegiatan talkshow ini dilakukan oleh Perkumpulan Lions Indonesia Distrik 307-B1 
untuk mendukung upaya Pemerintah dalam mengedukasi masyarakat luas 
tentang berbagai hal seputar COVID-19.
lawancovid19.blogspot.com

Saturday, January 9, 2021

Rekan-rekan izin sharing dari Brisbane, semoga bermanfaat..

 

Rekan-rekan izin sharing dari Brisbane, semoga bermanfaat..
Kondisi Indonesia saat ini dan dlm 3-6 bulan kedepan memasuki masa kritis mengingat semua indikator termasuk angka kematian semakin meningkat. 

Respon TLI (Test, Lacak, Isolasi) pemerintah dan 5M masyarakat dlm 3 bulan pertama ini akan menentukan arah dan pola pandemi di Indonesia. 

Pemahaman yg keliru jika masyarakat mengira dgn adanya vaksin semua akan selesai, karena :

1. Vaksin bukanlah solusi ajaib tp hanyalah salah satu cara utk membangun  kekebalan individual dan perlindungan masyarakat.  
Harus diketahui bhw tidak ada vaksin yg sempurna memberi perlindungan. Sebagian kecil penerima vaksin masih memungkinkan utk tertular Covid hanya saja diharapkan dampaknya tidak akan terlalu parah. 

2. Sejauh ini, tidak ada pandemi yg langsung selesai dgn vaksin. Contohnya cacar, walau sdh ada vaksin, baru selesainya dlm 200 tahun, polio baru selesai dalam 50 tahun. 
Covid pun sama, bukan berarti setelah disuntikan langsung hilang dari muka bumi ini. Akan perlu bertahun2 utk mencapai tujuan herd immunity.

3. Penyuntikan vaksin terhadap seluruh masyarakat Indonesia dilakukan secara bertahap :
- Pertama2 harus menunggu dulu Emergency Use Authorization dari BPOM. Jika nanti keluar, diperkirakan baru pertengahan Januari 2020.
- Dari 3 juta dosis yg sdh masuk ke Indonesia, Tahap 1 diprioritaskan utk tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. 
- Utk vaksin mencapai pada seluruh masyarakat Indonesia mungkin butuh waktu 12 bulan atau bahkan lebih. 

Meski telah menerima vaksinasi, kewajiban 5M tetap hrs dilakukan, krn akan tetap ada sebagian masyarakat yg tdk terproteksi akibat kondisi kesehatan dan keterbatasan dari vaksin itu sendiri.

4. Keberhasilan vaksinasi lebih mudah terjadi pada kondisi  kurva pandemi yg sudah melandai (angka Covid yg sudah menurun)

Fakta yg terjadi, di Indonesia kurva masih terus naik, blm terlihat tanda2 penurunan. 
Hal ini dapat dikhawatirkan menjadi tidak efektif atau butuh waktu lbh lama utk menciptakan herd immunity

5. Selama menunggu vaksin yg akan disuntikan scr bertahap, penyebaran virus yg sudah dalam kondisi  tidak terkendali di Indonesia dari hari ke hari ini dapat menyebabkan kondisi Indonesia semakin memburuk.  

Akibat terburuk pandemi yg tdk terkendali, selain dikuatirkan menimbulkan banyaknya kematian bukan tidak mungkin dapat memunculkan strain baru yg merugikan 

Ditambah, dgn semakin banyak orang2 yg positif di tengah2 masyarakat mengakibatkan orang2 usia lanjut dan komorbid akan semakin terancam jiwanya
Dengan tingkat hunian RS yg sdh penuh, blm tentu mereka bisa terselamatkan...
Inilah yg akan meningkatkan angka kematian di Indonesia.

Orang yg tidak bergejala bukan berarti tidak sakit, karena ada riset yg menyatakan 50% diantaranya memiliki kerusakan  organ. 
Hal ini dikhawatirkan akan berpotensi memiliki masalah kesehatan pada jangka panjang.

Untuk itu perlu pemahaman dan kerjasama dari seluruh masyarakat dgn  :
1.  Membatasi mobilitas dan
 2.  Menjauhi kerumunan/keramaian disamping 
3.  Mencuci tangan,
4.   Memakai masker dan 
5.  Menjaga jarak 

3 M saja sudah tidak cukup, tapi sudah harus 5M.

Kita tidak boleh egois, merasa diri akan baik2 saja jika terinfeksi.. 
Meski kita tetap merasa sehat tapi bisa jadi kitalah yg menyebabkan kematian saudara, keluarga atau sahabat2 kita karena kelalaian kita dalam menerapkan protokol kesehatan.

Selalu jaga diri, keluarga dan orang2 yg kita sayangi......

Demikian sharing dari saya sebagai pencerahan bagi semua, semoga bermanfaat....🙏

Salam Sehat dari Brisbane,
Dicky Budiman, Peniliti Pandemi  Griffith University, Australia.
🌎🌍🌏👊🏻🤜🏻🦠🦠

Lebih Bagus 5 M Dari Pada 3 M , Informasi Dari Ahli Pandemi Dari Negara Tetangga,PATUHI PROTOKOL KESEHATAN


PATUHI PROTOKOL KESEHATAN

5M
# menjauhi kerumunan
# membatasi mobilitas
# mencuci tangan
# memakai masker
# menjaga jarak

Nama saya Dicky Budiman, Dokter lulusan FK Unpad Bandung, dan Master di bidang Epidemiologi Penyakit Menular Griffith University Australia tahun 2004. 
Saya memiliki 20 tahun pengalaman di Kementerian Kesehatan, Bappenas, BPJS Kesehatan dan Lembaga Internasional seperti UNDP, ASEAN, Sekretariat, dan Organisasi Kerjasama Islam... ✍️

Saya Terlibat dalam beragam isu kesehatan global, antara lain Pandemi Flu Burung, Misi Kesehatan di wilayah konflik. 
Jejak karir dimulai dari Kepala Puskesmas Cisaruni di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, hingga terakhir menjadi Sekretaris Dewan Pengawas BPJS Kesehatan RI tahun 2016-2018... 🙋

Saat ini keseharian saya aktif dalam kajian dan masukan pakar terkait strategi penanganan pandemi Covid-19...  Selain itu, saat ini saya sedang disibukkan dengan studi saya, PhD candidate Researcher & practitioner on Global Health Security & Pandemic at the Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia... 🙆

Rekan-rekan izin sharing dari Brisbane, semoga bermanfaat...  🧏

Kondisi Indonesia saat ini dan dlm 3-6 bulan kedepan memasuki masa kritis mengingat semua indikator termasuk angka kematian semakin meningkat. 

Respon TLI (Test, Lacak, Isolasi) pemerintah dan 5M masyarakat dlm 3 bulan pertama ini akan menentukan arah dan pola pandemi di Indonesia. 

Pemahaman yg keliru jika masyarakat mengira dgn adanya vaksin semua akan selesai, karena :

1. Vaksin bukanlah solusi ajaib, tapi hanyalah salah satu cara utk membangun  kekebalan individual dan perlindungan masyarakat. 

Harus diketahui bhw tidak ada vaksin yg sempurna memberi perlindungan. Sebagian kecil penerima vaksin masih memungkinkan utk tertular Covid hanya saja diharapkan dampaknya tidak akan terlalu parah. 

2. Sejauh ini, tidak ada pandemi yg langsung selesai dgn vaksin. Contohnya cacar, walau sdh ada vaksin, baru selesainya dlm 200 tahun, polio baru selesai dalam 50 tahun. 
Covid pun sama, bukan berarti setelah disuntikan langsung hilang dari muka bumi ini. Akan perlu bertahun² utk mencapai tujuan herd immunity.

3. Penyuntikan vaksin terhadap seluruh masyarakat Indonesia dilakukan secara bertahap :

- Pertama² harus menunggu dulu Emergency Use Authorization dari BPOM. Jika nanti keluar, diperkirakan baru pertengahan Januari 2021.

- Dari 3 juta dosis yg sdh masuk ke Indonesia, Tahap 1 diprioritaskan utk tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. 

- Utk vaksin mencapai pada seluruh masyarakat Indonesia mungkin butuh waktu 12 bulan atau bahkan lebih. 

Meski telah menerima vaksinasi, kewajiban 5M tetap hrs dilakukan, krn akan tetap ada sebagian masyarakat yg tdk terproteksi akibat kondisi kesehatan dan keterbatasan dari vaksin itu sendiri.

4. Keberhasilan vaksinasi lebih mudah terjadi pada kondisi kurva pandemi yg sudah melandai (angka Covid yg sudah menurun)

Fakta yg terjadi, di Indonesia kurva masih terus naik, blm terlihat tanda² penurunan. 
Hal ini dapat dikhawatirkan menjadi tidak efektif atau butuh waktu lbh lama utk menciptakan herd immunity.

5. Selama menunggu vaksin yg akan disuntikan scr bertahap, penyebaran virus yg sudah dalam kondisi  tidak terkendali di Indonesia dari hari ke hari ini dapat menyebabkan kondisi Indonesia semakin memburuk.  

Akibat terburuk pandemi yg tdk terkendali, selain dikuatirkan menimbulkan banyaknya kematian bukan tidak mungkin dapat memunculkan strain baru yg merugikan.

Ditambah, dgn semakin banyak orang² yg positif di tengah² masyarakat mengakibatkan orang² usia lanjut dan komorbid akan semakin terancam jiwanya.

Dengan tingkat hunian RS yg sdh penuh, blm tentu mereka bisa terselamatkan...
Inilah yg akan meningkatkan angka kematian di Indonesia.

Orang yg tidak bergejala bukan berarti tidak sakit, karena ada riset yg menyatakan 50% diantaranya memiliki kerusakan  organ. 
Hal ini dikhawatirkan akan berpotensi memiliki masalah kesehatan pada jangka panjang.

Untuk itu perlu pemahaman dan kerjasama dari seluruh masyarakat dgn  Membatasi mobilitas dan Menjauhi kerumunan/keramaian disamping Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak.

3 M saja sudah tidak cukup, tapi sdh hrs 5M.

Kita tidak boleh egois, merasa diri akan baik² saja jika terinfeksi...!?!
Meski kita tetap merasa sehat tapi bisa jadi kitalah yg menyebabkan kematian saudara, keluarga atau sahabat² kita karena kelalaian kita dalam menerapkan protokol kesehatan.

Selalu jaga diri, keluarga dan orang² yg kita sayangi ... 💪🙋💪

Demikian sharing dari saya sebagai pencerahan bagi semua, semoga bermanfaat ... 🙏🙆🙏

Salam Sehat dari Brisbane,
Dicky Budiman, Peniliti Pandemi  Griffith University, Australia.

#Mensanaincorporesano

PATUHI PROTOKOL KESEHATAN

5M

# menjauhi kerumunan
# membatasi mobilitas
# mencuci tangan
# memakai masker
# menjaga jarak

Tags

Akan Berakhir (2) Analisa Politik (1) Anti Body (3) Aprisiasi (1) Arti Istilah (1) Arti Kata (1) Arti Lockdown (1) Artikel Persatuan (1) Artikel Virus (2) Atasi Masalah (2) Bawang Merah (1) Berita Baik (3) Berita Kepresidenan (1) Bersama Qlue (1) Biaya Covid19 (1) Breaking News (1) Cairan Panas (1) Chloroquin Mantab (1) Ciri2 Covid-19 (2) Dampak Pariwisata (1) Daun Sirih (1) Denny Siregar (1) Edukasi Covid-19 (1) Fungsi Masker (1) Gejala Corona (1) Gotong Royong (1) Hangat Lemon (1) Happy Hypoxia (1) Hati2 Makan Obat (2) Hindari Pencemaran (2) Ibufropen (1) Info Covid-19 (8) Info Virus (1) Jenis Batuk (1) Jika Tertular Covid19 (1) Kabar Baik (1) Kehidupan Berharga (1) Kerongkongan Lembabkan (1) Kesaksian (2) Kesatuan Yg Berbeda (1) Kesehatan (2) Kisah Nyata (3) Kisah Nyata Kena Covid19 (1) Korban Covid-19 (2) Kurangi Resiko (1) Langkah Pencegahan (1) Lawan Covid-19 (21) Lawan Virus (11) Medsos Covid-19 (1) Menangkal Penularan (1) Mengura (1) Mengurangi Resiko (1) Minum Terus (1) Motivator (1) Mudah Murah (1) Nasihat Ini OK (1) New Normal (1) ngi Resiko (1) Obat Virus (1) Obat Yang Benar (1) Pandemi (1) Patuhi Protokol Kesehatan (1) Penanganan Virus (1) Penangkal Virus (1) Pencegahan (1) Pencegahan Bersama (3) Pencegahan Covid19 (1) Pencegahan Virus (3) Pendusta (1) Pengamat Politik (1) Penggunaan Masker (1) Penularan Tanpa Sengaja (1) Penularan Virus (1) Penyebaran Virus (1) Perawatan Covid (1) Peringatan Pertama (1) Rapid Test (1) Relawan Test Covid-19 (1) RS Rujukan (1) Rujukan Covid19 (1) Sebarkan (1) Semakin Ganas (1) Sembuh Total (1) Sementara (1) Serba Serbi (1) Sering Minum (1) Sharing Pengalaman (1) Surat Terbuka (3) Susah Dibilangin (1) Tanda Terineksi Virus (1) Tanda2 Terpapar Covid (1) Tanpa Gejala (1) Tes Massal (1) Test Covid-19 (1) Testimoni (2) Tidak Ada Mustahil (1) Tindakan Pencegahan (1) Tingkatkan Kekebalan (1) Tolong Menolong (1) UUDarurat Covid-19 (1) Vaksin (1) Ventilator (1) Viral Load (1) Virus Dan Negara (1) Wabah Covid-19 (5) Wajib Diketahui (1) Wakil Rakyat (1) Waspada Selalu (2)