Latest News

Thursday, August 27, 2020

Marilah kita jaga kesehatan, makan bernutrisi spy stamina kuat, minum vitamin C, jangan keluar rumah JIKA ndak perlu sama sekali

Horas manogot d hamu sude Natua2 nami....sedih & ngeri sekali baca berita d sosmed pagi ini : tgl 7 Agt wafat si Ruby Sitompul, tgl 20 Agt wafat si Alex Sitompul & si Leo Sitompul, lalu kemarin 25 Agt wafat si Paul Sitompul. Mereka 4 saudara kandung dari 7 bersaudara yang wafat dlm kurun waktu 18 hari akibat Covid.

Sementara istri si Paul Sitompul, si Mercyta Sitanggang & 4 anaknya msh dirawat d RS krn Covid. Mrk 4 org bersaudara wafat setelah kumpul acara keluarga. Ini bisa jadi perhatian bagi kita semua utk tetap taat protokol kesehatan d manapun berada

Marilah kita jaga kesehatan, makan bernutrisi spy stamina kuat, minum vitamin C, jangan keluar rumah JIKA ndak perlu sama sekali & hindari keramaian. Tolong tetap pakai masker, jaga jarak dgn siapapun & cuci tangan selalu yg bersih

Semoga Tuhan Yang Maha Baik selalu menjaga kita dari segala virus & penyakit apapun. Jangan abai, Covid itu memang ada & mematikan. Kita mohon belas kasih Tuhan & tetap jaga kesehatan diri masing2 dgn sebaik2nya 🙏🏼🙏🏼🙏🏼

Wednesday, August 26, 2020

Sejak seminggu terakhir ini kasus COVID-19 benar-benar naik drastis.


Tulisan dr. Susy Wihadi, Sp.A (RS Mitra Keluarga Depok)
Worth to read, supaya kita semua selalu waspada dan tidak lengah terhadap COVID-19
--------------------------

Sejak seminggu terakhir ini kasus COVID-19 benar-benar naik drastis. Lebih mengerikan rasanya dibanding awal awal dulu.

Satu keluarga pulang mudik dari Sukabumi, ternyata kakek nenek yang dikunjungi positif. Satu keluarga ini, terdiri dari ayah, ibu, dan tiga anak langsung minta diswab. Satu keluarga lagi, ayah ibu positif, anak negatif. Entah habis ikut acara apa.

Dapat info lain lagi kalau ada beberapa saudara kandung yang sudah berkeluarga semua berkumpul merayakan ultah ibunya. Dan sekarang ada 15 orang yang positif COVID-19 dari acara tersebut. Bahkan ada satu keluarga (ayah, ibu, dan tiga anak) positif semua. Ibu yang baru dirayakan ultahnya berada dalam kondisi yang berat.

Di kantor bapaknya, ada karyawan yang positif sehabis kumpul keluarga saat Idul Adha kemarin. Karyawan yang kena ini tertular dari saudara sepupunya dan si karyawan ini tinggal bersama istrinya di rumah mertuanya. Si karyawan sudah dirawat, masih untung istri dan mertuanya negatif, ortunya sendiri belum ada hasil.

Sore ini diinfo kamar bersalin ada rencana operasi SC bumil positif COVID-19. Kalau bumil positif COVID-19 mau operasi, otomatis harus tindakan di kamar operasi khusus yang sudah diredisain supaya tekanan kamar negatif dan terpasang hepafilter. Semua yang ikut dalam kamar operasi HARUS menggunakan APD level 3. Buat kami yang sudah sejak Maret berkutat dengan APD level III sih tinggal senyum-senyum miris saja pake APD. Tapi buat pasien, hitung sendiri saja biaya yang dikeluarkan. Biaya ekstra untuk APD dan beban moril paska melahirkan karena tidak bisa rawat gabung dengan bayi sampai masa isolasi selesai. Jangan seenaknya bilang biaya ditanggung negara. Lama-lama anggaran negara  habis karena masalah ini, terusribut negara resesi.

Jadi... Lihatlah rantai panjang penularan virus ini
Virus ini tidak kenal keluarga, sekandung maupun sedarah. Kontak erat ya risiko penularan tinggi.

Tidak usah ribut-ribut teriak kasihan nakes, somehow itu bagian dari konsekuensi pekerjaan. Tapi berpikirlah RISIKO UNTUK DIRI SENDIRI DAN KELUARGA MASING-MASING. Andaikata pembawa virus mengalami sakit ringan tapi keluarga yang ditularkan (suami atau istri, ayah atau ibu, anak2 sendiri, saudara kandung, para sepupu dan keponakan) mengalami sakit yang berat dan meninggal, apakah Anda pembawa virus bisa membayangkan apa rasanya?
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/08/sejak-seminggu-terakhir-ini-kasus-covid.html]

Menyesal???
Sudah terlambat...
Penyesalan selalu datang terlambat, karena kalau di awal namanya pendaftaran...

Bisa ga penyesalan diubah supaya tidak terlambat???

BISA

Kok bisa? Gimana caranya???

Ya LAKUKAN PENCEGAHAN dong! Prinsip dasar mencegah penyakit ya pencegahan.

STOP ACARA KUMPUL KUMPUL, meskipun yang hadir saudara kandung sendiri tapi bila tidak tinggal serumah, sebaiknya batalkan semua acara. Pada saat acara intim dengan keluarga, acara makan-makan, ngobrol, kita jadi lengah, masker dibuka, dan disitulah virus bisa berpindah dan menular ke keluarga kita.

Di sosmed juga sudah banyak yang pajang foto, jalan-jalan, makan bersama, acara pembukaan ini itu dan semua foto kebanyakan tanpa masker. Jujur, kalau sekarang mules liat foto dengan kepala berdekatan tanpa masker. Jangan memberikan contoh yang tidak baik di sosmed karena banyak yang akan meniru karena merasa si anu itu baik-baik saja.

GUNAKAN MASKER dengan cara yang tepat dan waktu yang tepat
Pastikan hidung dan mulut tertutup. Jangan sampai hidung nongol di atas masker. Kalau punya hidung mancung ya tetap kelihatan mancung meski pake masker, jadi tidak usah takut kelihatan pesek. Kalau pesek, tetap rajinlah pakai masker karena selain bisa menutupi pesek hidung juga ga bakal tambah pesek kok.

Pake masker sesak nafas???
Itu sih perasaan Anda saja. Sugesti karena tidak biasa.
Kami di RS pake masker dobel-dobel berjam jam tetap otak bisa bekerja dengan baik mendiagnosis dan melakukan terapi.

CUCI TANGAN dengan air mengalir dan sabun dengan cara dan teknik yang benar
Bila tidak ada air dan sabun, gunakan hand sanitizer dengan teknik yang benar juga. Jangan asal-asalan. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan (Yang ini sih wajib dan kudu jauh sebelum pandemi. Pakai air dan sabun jangan hand sanitizer). Sebelum menyentuh area wajah, sesaat begitu pulang dari luar langsung cuci tangan dulu dan mandi.

SEGERA BEROBAT KE RS bila merasakan gejala panas dan atau batuk dan atau pilek, apalagi kalau sesak. Pasien kalo disuruh ke RS pada takut, takut ketularan. Kalau ke mall, ke cafe, nginap di hotel tidak pada takut. Padahal di RS ada standar cara desinfeksi untuk mengatasi penularan penyakit infeksi oleh tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi), yang tentunya hal ini tidak (atau belum tentu) dimiliki oleh pelayanan publik non RS lainnya.

TINGGAL DI RUMAH SAJA.
Tidak usah pakai alasan anaknya bosan. Yang bosan anaknya apa ortunya? Biasa pagi-pagi kirim anak ke sekolah atau TPA, sekarang seharian sambil WFH harus mendampingi anak. Adalah tugas dan kewajiban ortu mendampingi anak, menikmati waktu heboh dan rusuh bersama anak 24 jam penuh di rumah. Kapan lagi bisa kerja sambil mengasuh anak di rumah? Berpikir positif bahwa ini berkah terselubung dari pandemi, banyak waktu berkumpul bersama keluarga yang tinggal serumah (sekali lagi yang tidak tinggal serumah TIDAK USAH KUMPUL-KUMPUL memanfaatkan waktu yaa).
Sayangi diri sendiri dan keluarga Anda. Tetap sehat dan waras yaaa...
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/08/sejak-seminggu-terakhir-ini-kasus-covid.html]

Kepala Klinik Penyakit Menular, Universitas Maryland, AMERIKA SERIKAT

Dr. Faheem Younus
Kepala Klinik Penyakit Menular, Universitas Maryland,
AMERIKA SERIKAT mengatakan:

 1. Kita mungkin harus hidup dengan C19 selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.  Jangan menyangkal atau panik.  Jangan membuat hidup kita tidak berguna.  Mari belajar hidup dengan kenyataan ini.

 2. Anda tidak dapat menghancurkan virus C19 yang telah menembus dinding sel, dgn meminum berliter liter air panas - Anda hanya akan pergi ke kamar mandi lebih sering.

 3. Mencuci tangan dan merawat  jarak fisik dua meter adalah metode terbaik  perlindungan Anda.

 4. Jika Anda tidak memiliki pasien C19 di rumah, tidak perlu mendisinfeksi rumah Anda.

 5. Tas/ plastik belanjaan, pompa bensin, kereta belanja dan ATM tidak menyebabkan infeksi.
Cuci tangan Anda, jalani hidup Anda seperti biasa.

 6. C19 bukan infeksi makanan.  Ini Berhubungan dengan tetesan infeksi seperti flu.  Tidak ada risiko yang ditunjukkan bahwa C19 ditularkan dengan memesan makanan.

 7. Anda bisa kehilangan indra penciuman dengan banyak pakai anti alergi dan infeksi virus.  Ini hanya gejala non-spesifik C19.

 8. Begitu tiba di rumah, Anda tidak perlu mengganti pakaian dengan segera dan mandi!
Kebersihan adalah suatu kebajikan tetapi bukan paranoid !

 9. Virus C19 tidak terbang di udara.  Ini adalah infeksi tetesan pernapasan yang memerlukan kontak dekat.

 10. Udara itu bersih, Anda bisa jalan2 ke taman dan tempat umum (hanya perlu menjaga jarak perlindungan fisik Anda)
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/08/kepala-klinik-penyakit-menular.html]

 11. Cukup menggunakan sabun biasa terhadap C19, tidak perlu sabun anti bakteri.  Ini adalah virus, bukan bakteri.

 12. Anda tidak perlu khawatir tentang pesanan makanan Anda.  Tapi Anda bisa memanaskan semuanya dalam microwave, jika mau.

 13. Kemungkinan membawa pulang C19 dengan sepatu Anda seperti disambar petir dua kali sehari.  Saya telah bekerja melawan virus selama 20 tahun - infeksi drop tidak menyebar seperti itu!

 14. Anda tidak dapat dilindungi dari virus dengan mengkonsumsi cuka, jus tebu dan jahe!  Ini hanya untuk kekebalan bukan obat.

 15. Mengenakan masker untuk waktu yang lama mengganggu pernapasan dan kadar oksigen Anda.  Pakai itu hanya di tengah orang banyak.

 16. Mengenakan sarung tangan juga merupakan ide yang buruk;  virus dapat terakumulasi ke dalam sarung tangan dan mudah ditularkan jika Anda menyentuh wajah Anda.  Lebih baik cuci tangan saja secara teratur.

 17. Kekebalan tubuh sangat lemah dengan selalu tinggal di lingkungan yang steril.  Bahkan jika kita makan suplemen / obat penambah kekebalan sekalipun, silakan keluar dari rumah Anda secara teratur ke taman / pantai atau kemana pun.
Kekebalan ditingkatkan oleh SAMBUNGAN KE PATOGEN, bukan dengan duduk di rumah dan mengkonsumsi makanan yang digoreng / pedas / manis dan minuman bersoda.
Artikel asli
https://theazb.com/we-will-live-with-covid19-for-months-lets-not-deny-it-or-panic- dr-faheem-younus/
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/08/kepala-klinik-penyakit-menular.html]

Tuesday, August 25, 2020

Warganya Meninggal karena Covid-19, Alami "Happy Hypoxia"

Warganya Meninggal karena Covid-19, Alami "Happy Hypoxia", Bupati Banyumas: Orangnya Kelihatan Gembira, Tak Batuk Pilek

Di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tiga orang pasien Covid-19 mengalami happy hypoxia.

Tiga pasien di Banyumas itu kemudian meninggal dunia meski tak merasakan gejala seperti pada umumnya.

Walaupun terlihat tanpa gejala, namun sebenarnya terjadi gangguan pada kadar oksiden dalam darah.

"Orangnya kelihatannya gembira saja, enggak ada batuk, pilek, panas tetapi saturasi oksigen yang ada di dalam darah lama-lama turun," kata Bupati Banyumas Achmad Husein.

Usai mengetahui penderita Covid-19 bisa mengalami sindrom happy hypoxia, Husein segera berkomunikasi dan meminta penjelasan pada dokter paru-paru.

Menurut Husein, happy hypoxia merupakan gejala baru.

Meski penderita tak merasakan gejala namun kadar oksigennya tak normal. Lama-kelamaan orang yang bersangkutan bisa tak sadarkan diri tiba-tiba.

Husein mengatakan, saturasi oksigen yang normal di atas angka 90 persen.

"Ini (orang yang mengalami happy hypoxia) turun di bawah 90, turun, turun, turun 80, sampai kemudian 75. Kalau sudah begitu (orangnya) langsung ngos-ngosan dan tidak sadarkan diri," jelas Husein.

Minta masyarakat memahami dan berhati-hati.

Lantaran tak menunjukkan gejala namun tubuh bisa roboh secara tiba-tiba, Husein meminta warga mengetahui perihal happy hypoxia ini.

"Jadi orang yang kelihatannya sehat-sehat saja tapi kalau saturasi oksigen semakin lama semakin turun, ini indikasi, harus diperhatikan," kata dia.

Ia meminta warganya mengetahui gejala ini agar tidak terjadi penularan dan korban yang lebih banyak.

Sebab, tercatat tiga orang pasien Covid-19 yang meninggal di wilayahnya mengalami happy hypoxia.

Penjelasan dokter

Melansir Kompas.com pada 12 Agustus 2020, happy hypoxia syndrome memang bisa ditemukan pada pasien positif Covid-19.

Hal itu dikemukakan oleh dokter spesialis paru yang sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Agus Dwi Susanto.

Agus mengatakan, kadar oksigen normal di dalam tubuh adalah 94 persen. Namun orang yang mengalami happy hypoxia memiliki kadar oksigen rendah.

"Darah yang kurang oleh oksigen ini kan nantinya akan masuk ke jantung dan didistribusikan ke seluruh tubuh, akibatnya jaringan-jaringan dan organ tubuh yang lain ikut mengalami kekurangan oksigen, yang disebut sebagai hypoxia," kata Agus.

Memang, orang yang mengalami masalah ini terlihat normal. Ia juga mengakui telah menangani beberapa kasus pasien Covid-19 yang mengalami happy hypoxia.

Meski tampak tak memiliki keluhan, kemungkinan terburuk adalah kematian mendadak.

"Jadi mungkin di awal-awal pasien itu akan kelihatan biasa-biasa saja, tapi kalau dia terjadi happy hipoksia dalam waktu lama dan tidak diberikan terapi oksigen, maka dia akan tiba-tiba terjadi, istilahnya kematian mendadak," kata Agus.

🌹🌺🌻🌼🌻🌺🌹

Klik untuk baca: http://kmp.im/AGAVWx
==================

Berdamai dengan Covid?
Oleh: Bang Willy

Kata berdamai, akhir- akhir menjadi sebuah istilah yg kotraproduktif krn disandingkan dengan situasi pandemi. Banyak yg kemudian mempertanyakan, virus kok diajak damai? Apakah memang integritas kita sebagai manusia kalah bersaing dengan jasad renik ini? Jika berpikir kalah atau menang, terkesan kita terlempar dlm situasi perang. Ya, itu terbukti! Sejak awal wabah, istilah ini yg muncul: perang, lawan, fight, dst. Siapa yg kita perangi? Sejalan waktu, kita merasa bahwa yg kita perangi tidak kelihatan, namun menakutkan dan menghancurkan semua sektor kehidupan. Kesannya, kita kemudian memilih menyerah dan berdamai.

Menyerah dan berdamai tidak bgt sj diterjemahkan secara harafiah. Menyerah bukan berarti kalah. Berdamai bukan berarti melupakan. Kata menyerah perlu ditafsirkan kembali secara baru, yaitu kerelaan utk menerima (acceptance) ketidaknormalan sebagai sebuah kenormalan baru. Sebuah kemungkinan pola rutinitas yg selama ini dianggap tidak mungkin menjadi sangat mungkin sebagai habitus baru.  Pandemi pada akhirnya bukan lagi dihadapi dengan mengutuk atau bahkan nyinyir melainkan sebuah disiplin baru.

Kata berdamai dalam situasi pandemi saat ini harus diyakini sebagai salah satu pilihan produktif baik secara konseptual maupun praksis. Artinya, pandemi tidak serta merta merampas semua kerangka emosi yang kita miliki. Kita harus cerdas untuk melatih diri menginterpretasi setiap emosi dan opini. Konsekuensinya, pandemi covid-19 mungkin diterima sebagai sebuah fakta irasional di hadapan emosi yg hrs disikapi secara rasional.

Sepenggal kalimat Zizek ini mungkin bisa menyadarkan kita, "tak peduli seberapa hebat bangunan spiritual yg kita bangun, ...virus dapat mengakhiri semuanya...secara tak sadar kita berkontribusi pada kiamat...." Salah satu fakta yg sungguh memalukan adalah mereka yg secara terbuka meremehkan epidemi sambil melindungi diri dengan segala atribut demi euforia dangkal menyambut sebuah perayaan.

Menyerah dan berdamai sungguh bisa diwujudkan dengan solidaritas dan kooperasi. Bukan menyangkal supremasi tubuh (baca: kesehatan) dengan apapun yg Anda gunakan utuk menutupi tubuh itu sendiri. Apa yg menutupi tubuh Anda tidak jauh lbh penting dari tubuh itu sendiri.

# Salam Satu Tubuh demi Kebaikan Bersama



Wednesday, August 12, 2020

Suami Istri di Bandung Jadi Relawan Uji Coba Vaksin Covid-19

Semoga menjadi kabar yang baik untuk kita semua 🙏

Fadly Barjadi Kusuma (32),seorang driver gojek asal Kecamatan Batununggal Kota Bandung sudah menjalani ujicoba vaksin Covid 19 di RS Pendidikan Unpad, Jalan Eyckman, Selasa (11/8/2020).

Dia datang sekira pukul 10.00 dan keluar sekira pukul 12.35. ‎Selain Fadly, istrinya, Mira (32) juga sudah daftar jadi relawan vaksin pada Senin (10/8/2020) namun dia belum mendapat panggilan.

"Alhamdulillah tadi lancar. Disuntik vaksinnya cuma kurang dari 1 menit. ‎Istri sudah daftar jadi relawan juga, katanya nanti sesi dua," ujar Fadly di RS Pendidikan Unpad di Jalan Eyckman, Kota Bandung Selasa (11/8/2020).

Bersama istrinya, meski ber KTP Kota Bandung, Fadly dan Mira menempati rumah kontrakan di Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Sejak tiga tahun terakhir, dia bekerja sebagai pengemudi ojek online.
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/08/suami-istri-di-bandung-jadi-relawan-uji.html]

Hari ini, sedari pagi Fadly sudah mempersiapkan mental ‎untuk disuntik vaksin setelah pada Senin (10/8/2020) malam dia dikabari harus datang ke RSP Unpad untuk suntik vaksin. Dia melewatkan menerima orderan mengantar penumpang.

"Setelah ini, mungkin saya aktifkan lagi ponselnya siapa tahu ada orderan antar penumpang. Setelah itu pulang ketemu istri dan anak," ucap Fadly.

Ditanya soal motivasi ikut jadi relawan, Fadly mengaku itu demi kebaikan dirinya sendiri serta istri dan anaknya. Apalagi, ia setiap hari berjibaki di jalanan mengantar penumpang.

"Saya kerja di luar. Pas saya pulang, saya tidak mau bawa virus sampai istri anak jadi korban. Motivasi besarnya buat masyarakat juga, setelah ini berhasil kan bermanfaat buat orang lain juga," ucapnya

https://cirebon.tribunnews.com/2020/08/11/suami-istri-di-bandung-jadi-relawan-uji-coba-vaksin-covid-19-seusai-disuntik-sang-suami-ngojek-lagi
[https://lawancovid19.blogspot.com/2020/08/suami-istri-di-bandung-jadi-relawan-uji.html]

Sunday, August 2, 2020

Dr Andhika - Spesialis Paru


Dr Andhika, spesialis paru RS Columbia Asia, yg merupakan dokter yg mengepalai team penanganan Covid di RS Columbia Asia telah berpulang. Jangan anggap remeh covid. Jangan ada lagi yg mengatakan covid itu hoax !!!

Tags

Akan Berakhir (2) Analisa Politik (1) Anti Body (3) Aprisiasi (1) Arti Istilah (1) Arti Kata (1) Arti Lockdown (1) Artikel Persatuan (1) Artikel Virus (2) Atasi Masalah (2) Bawang Merah (1) Berita Baik (3) Berita Kepresidenan (1) Bersama Qlue (1) Biaya Covid19 (1) Breaking News (1) Cairan Panas (1) Chloroquin Mantab (1) Ciri2 Covid-19 (2) Dampak Pariwisata (1) Daun Sirih (1) Denny Siregar (1) Edukasi Covid-19 (1) Fungsi Masker (1) Gejala Corona (1) Gotong Royong (1) Hangat Lemon (1) Happy Hypoxia (1) Hati2 Makan Obat (2) Hindari Pencemaran (2) Ibufropen (1) Info Covid-19 (8) Info Virus (1) Jenis Batuk (1) Jika Tertular Covid19 (1) Kabar Baik (1) Kehidupan Berharga (1) Kerongkongan Lembabkan (1) Kesaksian (2) Kesatuan Yg Berbeda (1) Kesehatan (2) Kisah Nyata (3) Kisah Nyata Kena Covid19 (1) Korban Covid-19 (2) Kurangi Resiko (1) Langkah Pencegahan (1) Lawan Covid-19 (21) Lawan Virus (11) Medsos Covid-19 (1) Menangkal Penularan (1) Mengura (1) Mengurangi Resiko (1) Minum Terus (1) Motivator (1) Mudah Murah (1) Nasihat Ini OK (1) New Normal (1) ngi Resiko (1) Obat Virus (1) Obat Yang Benar (1) Pandemi (1) Patuhi Protokol Kesehatan (1) Penanganan Virus (1) Penangkal Virus (1) Pencegahan (1) Pencegahan Bersama (3) Pencegahan Covid19 (1) Pencegahan Virus (3) Pendusta (1) Pengamat Politik (1) Penggunaan Masker (1) Penularan Tanpa Sengaja (1) Penularan Virus (1) Penyebaran Virus (1) Perawatan Covid (1) Peringatan Pertama (1) Rapid Test (1) Relawan Test Covid-19 (1) RS Rujukan (1) Rujukan Covid19 (1) Sebarkan (1) Semakin Ganas (1) Sembuh Total (1) Sementara (1) Serba Serbi (1) Sering Minum (1) Sharing Pengalaman (1) Surat Terbuka (3) Susah Dibilangin (1) Tanda Terineksi Virus (1) Tanda2 Terpapar Covid (1) Tanpa Gejala (1) Tes Massal (1) Test Covid-19 (1) Testimoni (2) Tidak Ada Mustahil (1) Tindakan Pencegahan (1) Tingkatkan Kekebalan (1) Tolong Menolong (1) UUDarurat Covid-19 (1) Vaksin (1) Ventilator (1) Viral Load (1) Virus Dan Negara (1) Wabah Covid-19 (5) Wajib Diketahui (1) Wakil Rakyat (1) Waspada Selalu (2)